TERNYATA Tingkat Stres Bisa Dilihat dari Kotoran Telinga

9 November 2020, 05:00 WIB
ilustrasi stres. Depresi atau stres bisa dilihat dari kotoran telinga /pexels-andrewneel

PORTAL MAJALENGKA – Stres dinilai sangat berbahaya, karena bisa menjadi pintu masuk untuk penyakit-penyakit lainnya.

Namun seringkali tidak dapat mendeteksi atau menganalisa stres, padahal ada banyak cara untuk menganalisa stres.

Seberapa berat stres termasuk kesehatan mental orang yang mengalami depresi dan cemas, bisa dianalisa melalui kotoran telinga.

Baca Juga: Mendengkur Bisa Sebabkan Kematian Mendadak, Begini Penjelasan Dokter

Fakta tersebut diungkapkan sebuah studi dalam jurnal Heliyon pada 2 November lalu.

Dalam studi percontohan dengan 37 orang partisipan itu, para peneliti yakni Andrés Herane-Vives dan koleganya di University College London’s Institute of Cognitive Neuroscience and Institute of Psychiatry menemukan, kortisol lebih terkonsentrasi di kotoran telinga daripada di rambut, sehingga lebih mudah untuk dianalisa.

Kortisol adalah hormon penting yang melonjak saat seseorang stres dan menurun saat mereka rileks. Hormon itu sering meningkat secara konsisten pada orang dengan depresi dan kecemasan.

Baca Juga: 6 Makanan Ini Berbahaya Jika Tidak langsung Dimakan, Begini Alasannya

Menurut peneliti, seperti dilansir dari Livescience, Minggu 8 November 2020, kotoran telinga stabil dan tahan terhadap kontaminasi bakteri.

Sehingga dapat dikirim ke laboratorium dengan mudah untuk dianalisa. Selain itu, kotoran telinga juga dapat menyimpan catatan tingkat kortisol selama berminggu-minggu.

Di sisi lain, teknik usap atau swab yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan kotoran telinga menurut para partisipan jauh lebih nyaman dari metode lain.

Baca Juga: Masih Muda Kena Diabetes, Perbanyak Olahraga dan Makan Sehat

Sebenarnya, selain kotoran telinga, metode pemeriksaan kortisol bisa juga melalui air liur, darah dan rambut.

Namun, sampel air liur dan darah hanya menangkap sesaat dan kortisol berfluktuasi secara signifikan sepanjang hari.

Bahkan pengalaman berhadapan dengan jarum suntik untuk mengambil darah dapat meningkatkan stres, dan dengan demikian meningkatkan kadar kortisol.

Baca Juga: Agar Tetap Sehat dan Bugar, Perhatikan Durasi Kebutuhan Tidur Berdasarkan Usia Ini

Sementara jika menggunakan sampel rambut, memang dapat memberikan gambaran singkat tentang kortisol selama beberapa bulan tetapi analisis rambut tergolong mahal.

Pemeriksaan melalui kotoran telinga sendiri sebelumnya juga menyakitkan karena melibatkan jarum suntik.

Untuk itulah, Herane-Vives dan rekan-rekannya mengembangkan swab yang, jika digunakan, tidak akan lebih membuat stres.

Baca Juga: Positif Covid-19? Begini Cara Cepat Sembuh dan Tingkatkan Imunitas

“Jika perangkat kami dapat diteliti lebih lanjut dalam uji coba yang lebih besar, kami berharap dapat mengubah diagnosa dan perawatan bagi jutaan orang dengan depresi atau kondisi terkait kortisol seperti penyakit Addison dan sindrom Cushing, dan kemungkinan banyak kondisi lainnya,” kata peneliti dalam sebuah pernyataan.

Ke depannya, mereka berharap kotoran telinga juga bisa digunakan untuk memantau hormon lain.

Para peneliti juga perlu menindaklanjuti penelitian terhadap orang-orang Asia, yang tidak disertakan dalam studi percontohan ini karena sebagian mereka menghasilkan kotoran telinga yang kering, bukan kotoran telinga yang basah dan berlilin. ***

Editor: Hanif Maulana

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler