Pada awalnya, Kujang merupakan sebuah alat atau senjata kaum petani yang mengakar pada budaya pertanian masyarakat Sunda. Tentu dalam bentuk yang biasa saja layaknya alat untuk bertani.
Nilai Kujang sebagai sebuah benda pusaka pertama kali muncul dalam sejarah kerajaan Sunda-Galuh atau Pajajaran tepatnya pada masa Prabu Bunisora atau disebut juga sebagai Prabu Kuda Lalean.
Baca Juga: KESAKTIAN Keris Kalam Munyeng Sunan Giri, Dakwah Walisongo dan Sunan Gunung Jati
Sang prabu Kuda Lalean ialah kakek buyut dari Prabu Siliwangi yang merupakan seorang Petapa dan juga resi yang mumpuni dengan ketaatannya terhadap spiritual dan ajaran agama. Beliaupun mendapat gelar Raja resi.
Asal-usul Kujang menjadi sebuah benda pusaka bermula dari keinginan sang prabu memiliki sebuah pusaka yang menjadi ciri khas kerajaan dan bangsanya.
Pada saat itu, Prabu Kuda Lalean tengah melakukan tapabrata di kaki gunung Ciremai tepatnya di Curug Sawer wilayah Majalengka sekarang.
Baca Juga: Jangan Sampai Ketinggalan, Berikut Jam Tayang Film Asmara 2 Dunia di Indosiar
Tiba-tiba sang prabu mendapat petunjuk dari sang pencipta alam semesta sebuah pusaka yang berdasar pada Kujang yang biasa dipakai untuk alat bertani masyarakat Sunda.
Namun dengan perubahan bentuk ke arah yang lebih sakral. Bentuk dari kujang pusaka yang ada di benak sang prabu bentuknya mirip dengan pulau Jawa.
Bentuk pulau Jawa sendiri merupakan gambaran filosofi dari cita-cita sang prabu untuk menyatukan kerajaan-kerajaan di tanah Jawa yang memang masih satu keturunan dari kerajaan Sunda-Galuh untuk menjadi satu kerajaan besar di nusantara.