"ini siapa?" Gus Dur bertanya. Marwah Daud Ibrahim kenalkan namaku
Oh.. Terma kasih sampeyan mau datang menjenguk saya, ini Rahmat untuk saya, katanya lembut dan ramah.
Baca Juga: GURU GURU BESAR Sunan Gunung Jati dari Mekah Al Mukaromah
Ia genggam tanganku tak dilepaskannya, Marwah dan Alita berdiri dekat pintu, Mereka bicara
"Sampeyan sudah lama ngga menulis lagi ya?" kata Gus Dur, Aku tak menjawabnya.
"Menulis lah lagi,
Sekarang keadaan sudah terbuka, tidak seperti dulu yang semuanya harus sesuai dengan selera orang-orang yang berkuasa.
Baca Juga: MENAKJUBKAN! Jenggot Habib Ja’far Alkaff Terus Berdzikir Walaupun Jasadnya Tidur: Keramat Para Wali
Sekarang semua orang bebas bicara dan menulis berisikan pemikiran masing masing. Saya minta sampeyan nulis lagi, Insya Allah nanti sesudah Saya sembuh, saya akan terbitkan karya-karya sampean.
Saya punya banyak kawan-kawan yang punya percetakan, Nanti saya minta tolong Mereka" katanya, Suaranya lirih,
Ketulusan empatinya ketari segala rasa di ruang dadaku, Air mataku mengalir, sepasang mataku berkaca-kaca, Marwah Daud Ibrahim memberi aku tisyu untuk menyeka.