Tolak Tawaran Dialog Amerika Serikat, Korea Utara Diduga Uji Coba Rudal Balistik

21 Oktober 2021, 22:30 WIB

PORTAL MAJALENGKA - Korea Utara diduga telah melakukan uji coba penembakan yang diyakini sebagai rudal balistik, yang diluncurkan dari kapal selam yang mendarat di laut lepas pantai timurnya.

Menurut militer Korea Selatan, peluncuran rudal balistik itu terjadi pada pukul 10.17 waktu setempat di dekat Sinpo, galangan kapal pembuat kapal selam utama Korea Utara.

Dua rudal balistik diluncurkan Korea Utara , terbang 280 mil pada ketinggian maksimum 40 mil sebelum jatuh di Laut Timur. Tidak jelas bagaimana rudal itu diluncurkan.

Baca Juga: Dikutuk karena Uji Coba Peluncuran Rudal Balistik, Korea Utara Tuding AS Standar Ganda

Tetapi fakta bahwa itu terjadi di galangan kapal selam menunjukkan bahwa itu bisa diluncurkan dari salah satu kapal selam Korea Utara. Jika dikonfirmasi, itu akan menjadi yang pertama kali terjadi.

Korea Utara telah menguji rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) sebelumnya, termasuk satu peluncuran bawah air pada tahun 2019, tetapi diperkirakan rudal itu ditembakkan dari platform terendam daripada kapal selam.

Konfirmasi peluncuran kapal selam berarti diktator Kim Jong Un telah menambahkan rudal berkemampuan nuklir mematikan lainnya ke gudang senjatanya yang terus berkembang.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan, negaranya sedang menganalisa apakah Korea Utara meluncurkan SLBM, saat dia menangguhkan kampanye untuk kembali ke Tokyo dan mengawasi situasi.

Baca Juga: Imam Shamsi Ali Sebut Rencana Penamaan Jalan Attaturk di Jakarta Mencurigakan

Tes itu dilakukan hanya beberapa hari setelah terungkap bahwa China telah menguji kendaraan orbital baru, yang dianggap oleh para analis sebagai nuklir hipersonik.

Beijing membantahnya, dan mengatakan itu sebenarnya pesawat ruang angkasa sipil.

Analis percaya China bisa saja menguji versi baru dari teknologi nuklir lama Soviet yang disebut FOBS, yang dirancang untuk menghindari deteksi rudal dan sistem pertahanan.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan militer Korea Selatan memantau dengan cermat situasi, dan mempertahankan postur kesiapan dalam kerja sama yang erat dengan Amerika Serikat untuk mempersiapkan kemungkinan peluncuran tambahan.

Baca Juga: Facebook Berencana Mengubah Nama dan Bangun Metaverse

Kantor kepresidenan Korea Selatan berencana mengadakan pertemuan dewan keamanan nasional di kemudian hari, untuk membahas peluncuran tersebut.

Mengakhiri jeda selama berbulan-bulan pada bulan September, Korea Utara telah meningkatkan uji coba senjatanya sambil membuat tawaran perdamaian bersyarat ke Seoul, menghidupkan kembali pola tekanan Korea Selatan untuk mencoba mendapatkan apa yang diinginkannya dari Amerika Serikat.

Dalam beberapa hari, utusan khusus Presiden Joe Biden untuk Korea Utara, Sung Kim, dijadwalkan mengadakan pembicaraan dengan sekutu AS di Seoul mengenai prospek menghidupkan kembali pembicaraan dengan Korea Utara.

Negosiasi nuklir antara Washington dan Pyongyang telah terhenti selama lebih dari dua tahun karena ketidaksepakatan dalam pertukaran pelepasan sanksi yang melumpuhkan pimpinan AS terhadap Korea Utara dan langkah-langkah denuklirisasi Korea Utara.

Baca Juga: Arab Saudi Buka Aturan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Boleh Rapatkan Barisan

Korea Utara tampaknya mencoba menggunakan keinginan Korea Selatan untuk keterlibatan antar-Korea untuk mengekstraksi konsesi dari Washington.

Para analis mengatakan Seoul memiliki sedikit ruang gerak, karena pemerintahan Biden bermaksud mempertahankan sanksi sampai Korea Utara membuat langkah-langkah konkret menuju denuklirisasi.

“AS terus menjangkau Pyongyang untuk memulai kembali dialog,” kata Sung Kim kepada wartawan, merujuk pada nama resmi Korea Utara, Republik Rakyat Demokratik Korea.

“Niat kami tetap sama. Kami tidak memiliki niat bermusuhan terhadap DPRK dan kami terbuka untuk bertemu tanpa prasyarat. Bahkan saat kami tetap terbuka untuk berdialog, kami juga memiliki tanggung jawab untuk mengimplementasikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menangani DPRK,” katanya.

Baca Juga: Dirawat karena Menderita Sepsis, Kondisi Mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton Membaik

Pekan lalu, Kim Jong Un meninjau rudal kuat yang dirancang untuk meluncurkan serangan nuklir di daratan AS selama pameran militer, dan berjanji untuk membangun militer “tak terkalahkan” untuk mengatasi apa yang disebutnya permusuhan AS yang terus-menerus.

Sebelumnya, Kim menolak tawaran AS untuk melanjutkan pembicaraan tanpa prasyarat sebagai upaya “licik” untuk menyembunyikan kebijakan permusuhannya di Utara.

Negara ini telah menguji berbagai senjata selama sebulan terakhir, termasuk rudal jelajah baru yang berpotensi membawa hulu ledak nuklir, sistem balistik yang diluncurkan dengan rel, rudal hipersonik pengembangan, dan rudal anti-pesawat baru. *

 

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: dailymail.co.uk

Tags

Terkini

Terpopuler