Senin Pagi, Rupiah Menguat 0,31 Persen

- 7 September 2020, 11:15 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan sejumlah mata uang Asia serta dunia sedikit menguat.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan sejumlah mata uang Asia serta dunia sedikit menguat. /ANTARA/ANTARA/KARTIKA MAHAYADNYA

PORTAL MAJALENGKA – Pandemi Covid-19 membuat perekonomian beberapa Negara, khususnya Indonesia menurun tajam.

Termasuk nilai tukar rupiah yang terancam, namun awal pecan ini nilai tukar rupiah mulai menguat dengan berbagai sentimen.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin 7 September 2020 pagi bergerak menguat.

Baca Juga: Bagi Bisnis Pemula, Ada Baiknya Perhatikan 8 Tips Sukses Ini

Penguatan kurs rupiah mencapai 45 poin atau 0,31 persen menjadi Rp14.705 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.750 per dolar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Jumat 4 September sore menguat menjelang rilis data tenaga kerja AS Jumat malam.

Rupiah ditutup melemah 28 poin atau 0,19 persen menjadi Rp14.750 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.778 per dolar AS.

Baca Juga: Ibu Rumah Tangga Namun Ingin Berbisnis? sebaiknya coba 7 Peluang Bisnis Ini

“The Federal Reserve menyiratkan mempertahankan suku bunga rendah untuk waktu yang sangat lama,” kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi.

“Selain itu, masih ada kekhawatiran tentang kekuatan pertumbuhan ekonomi AS,” sambungnya.

Salah satu ukuran kekuatan pemulihan AS adalah pasar tenaga kerja. Data yang akan dirilis Jumat malam nanti diperkirakan akan menunjukkan gaji nonpertanian AS tumbuh sebesar 1,4 juta pekerjaan pada Agustus, lebih lambat dari 1,76 juta pekerjaan yang dibuat di bulan sebelumnya.

Lapangan kerja AS diperkirakan masih akan berada sekitar 11,5 juta di bawah tingkat sebelum pandemic.

Baca Juga: Dana Bergulir PEN untuk Koperasi Rp670 Miliar

Pertumbuhan yang melambat dapat menambah tekanan pada pembuat kebijakan AS, untuk memulai kembali negosiasi yang macet untuk paket fiskal lain.

Dari eksternal lainnya, tidak ada kemajuan dalam negosiasi perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa.

Pejabat senior Inggris melihat hanya kemungkinan 30-40 persen akan ada perjanjian perdagangan Brexit dengan Uni Eropa, karena kebuntuan atas aturan bantuan negara.

Dari domestik, pemerintah kembali mewacanakan amandemen Undang-undang (UU) BI. Salah satu opsi yang ada adalah kembalinya Dewan Moneter seperti masa Orde Baru.

Baca Juga: Peluncuran iPhone 12 Diprediksi Tertunda

“Strategi bauran yang sudah dijalankan pemerintah dan Bank Indonesia yang dulu begitu ampuh telah mendapat ujian, setelah pandemi berubah menjadi tumpul,” ujar Ibrahim.

Sehingga perlu ada kajian yang bisa memulihkan perekonomian, dengan melakukan reformasi total namun masih mengikuti kaidah yang sesuai dengan regulasi.

Rupiah pada Jumat pagi dibuka melemah di posisi Rp14.705 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.705 per dolar AS hingga Rp14.797 per dolar AS.

Sementara kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan rupiah menguat menjadi Rp14.792 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.818 per dolar AS. ***

Editor: Ayi Abdullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah