Rupiah Melemah, PSBB dan Kemenangan Partai Demokrat di AS Menjadi Faktor Penyebab

- 7 Januari 2021, 13:45 WIB
PSBB dan Gonjang-Ganjing Senat AS berpotensi melemahkan nilai tukar (kurs) rupiah
PSBB dan Gonjang-Ganjing Senat AS berpotensi melemahkan nilai tukar (kurs) rupiah /pixabay/Gusnadi Iskandar

Kendati demikian, kebijakan pengetatan pembatasan pergerakan di Jawa-Bali dari 11 hingga 25 Januari 2020 dapat menekan nilai tukar.

“Di sisi lain rencana PSBB di Jawa-Bali bisa memberi tekanan ke rupiah karena kebijakan ini berpotensi melambatkan pertumbuhan ekonomi Tanah Air,” ujar Ariston.

Adapun pembatasan yang diperketat antara lain pembatasan Work From Office (WFO) hanya menjadi 25 persen dan Work From Home (WFH) menjadi 75 persen.

Baca Juga: Terima Gerobak Usaha, Ibu Witarsih Siap Memulai Usaha Kecilnya Demi Keluarga

Kegiatan belajar mengajar masih akan daring, dan sektor esensial khusus kebutuhan pokok masih akan beroperasi 100 persen namun dengan protokol kesehatan.

Selanjutnya pembatasan jam buka pusat perbelanjaan alias mal sampai jam 19.00 WIB. Untuk restoran 25 persen dan pemesanan makanan harus take away dan delivery bisa tetap buka.

Untuk konstruksi masih tetap berjalan 100 persen dengan protokol kesehatan ketat dan rumah ibadah dibatasi 50 persen. Fasilitas umum ditutup sementara dan transportasi diatur lebih jauh.

Baca Juga: Jateng Terapkan PSBB Mulai 11-25 Januari 2021, Ganjar Tunggu Surat Edaran Resmi Pemerintah Pusat

Ariston memperkirakan pada akhir tahun rupiah bergerak di kisaran Rp13.850 per dolar AS hingga Rp13.950 per dolar AS.

Pada Rabu 6 Januari, rupiah ditutup menguat 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp13.895 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp13.915 per dolar AS. ***

Halaman:

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah