Tahun 2021 Waspada 5 Jenis Ancaman Finansial Ini

- 24 Desember 2020, 14:00 WIB
Ilustrasi keamanan siber (cyber security).
Ilustrasi keamanan siber (cyber security). /Foto: Pixabay/TheDigitalWay/

PORTAL MAJALENGKA - Berdasarkan tinjauan tentang apa yang telah terjadi selama tahun 2020, perusahaan keamanan siber Kaspersky memperkirakan pada 2021 akan banyak pelaku kejahatan siber finansial cenderung menargetkan Bitcoin, sementara kelompok lainnya akan beralih ke mata uang kripto transit ketika menuntut pembayaran dari korban.
 
Selain itu, praktik pemerasan akan menjadi lebih luas, baik itu sebagai bagian dari serangan DDoS atau ransomware, dengan operator sebagai pihak terakhir akan mengkonsolidasikan dan menggunakan eksploitasi tingkat lanjut untuk menargetkan korban.

"Tahun ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang kita alami, namun, banyak tren yang kami prediksi menjadi kenyataan terlepas dari transformasi cara hidup masyarakat saat ini. Ini termasuk strategi baru dalam kejahatan siber finansial - dari menjual kembali akses bank hingga menargetkan aplikasi investasi," kata peneliti keamanan di Kaspersky, Dmitry Bestuzhev, dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu.

Baca Juga: Risma Janji Realisasi Bansos Bakal Dikebut Mulai Pekan Pertama Januari 2021

Tidak hanya itu, Bestuzhev mengatakan akan ada pengembangan yang lebih lanjut dari tren yang sudah ada, misalnya, perluasan yang lebih besar dari skimming kartu dan ransomware yang digunakan untuk menargetkan bank.

Berikut prediksi utama peneliti Kaspersky terkait lanskap ancaman keuangan tahun 2021.

Baca Juga: Sakti Wahyu Trenggono Belanja Masalah di Sektor Kelautan dan Perikanan

  • MageCarting

MageCarting, atau biasa disebut JS-skimming (metode mencuri data kartu pembayaran dari platform e-commerceb), serangan akan berpindah ke sisi server.

Kaspersky mengungkapkan bahwa dari hari ke hari semakin sedikit pelaku ancaman yang mengandalkan serangan sisi klien yang menggunakan JavaScript, dan memprediksi tahun depan serangan akan bergeser ke sisi server.

Baca Juga: Ide Liburan Unik! Kemping di Bandara Pakai Tenda

  • Mata uang transisi (Transition currencies)

Kemampuan berupa teknis khusus untuk memantau, menghapus nama pengguna, dan menyita akun Bitcoin akan menjadi metode yang digunakan oleh banyak pelaku kejahatan siber untuk meminta pembayaran.

Kaspersky memprediksi mata uang privasi lain yang ditingkatkan seperti Monero kemungkinan akan digunakan sebagai mata uang transisi pertama, dengan dana yang kemudian dikonversi ke mata uang kripto lainnya, termasuk Bitcoin, untuk menutupi jejak pelaku kejahatan siber.

Baca Juga: Ini Cara Mengecek Bantuan Modal Usaha UMKM Rp 3,5 Juta dari Kemensos

  • Upaya pemerasan meningkat

Pelaku ancaman di balik ransomware diperkirakan akan bertarget secara sistematis meningkatkan jumlah korban yang diharapkan untuk membayar uang tebusan.

Menurut Kaspersky, organisasi, menjadi pihak yang mungkin dirugikan oleh hilangnya data dan proses pemulihan yang melelahkan, dengan lebih banyak pelaku kejahatan siber menargetkan mereka dengan serangan ransomware atau DDoS atau bahkan keduanya.

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap 6 atau BSU bagi Pekerja/Buruh Sudah Ditransfer, Ini Penjelasannya!

Halaman:

Editor: Andra Adyatama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x