Selasa Rupiah Melemah, Rabu Juga Berpotensi Melemah

- 16 Desember 2020, 11:45 WIB
Salah seorang karyawan bank menunjukan pecahan rupiah dan dolar. Kurs rupiah terhadap dolar AS melemah
Salah seorang karyawan bank menunjukan pecahan rupiah dan dolar. Kurs rupiah terhadap dolar AS melemah /Antara

PORTAL MAJALENGKA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa 15 Desember 2020 sore ditutup melemah meski neraca perdagangan November 2020 mengalami surplus.

Rupiah ditutup melemah 25 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp14.120 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.095 per dolar AS.

Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu 16 Desember 2020 juga berpotensi melemah dipicu kebijakan pengetatan aktivitas ekonomi domestik.

Baca Juga: Mestinya Menguat, Rupiah Ditutup Melemah 15 Poin

Pada pukul 9.31 WIB, rupiah masih stagnan di posisi Rp14.120 per dolar AS, sama dengan posisi penutupan sehari sebelumnya.

“Hari ini, rupiah bisa melemah terhadap dolar AS karena mendapat sentimen negatif dari kebijakan pengetatan aktivitas ekonomi,” kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.

Pengetatan kegiatan ekonomi dilakukan karena kekhawatiran peningkatan kasus Covid-19 di Tanah Air yang memang sekarang terus meninggi.

Baca Juga: Optimisme Vaksin Covid-19 Dorong Rupiah Menguat

Menurut Ariston, pengetatan aktivitas berpotensi melambatkan pemulihan ekonomi. Sementara persetujuan vaksin masih awal tahun depan.

“Tapi di sisi lain, isu vaksin dan stimulus AS bisa memberikan sentimen positif untuk aset berisiko dan rupiah,” ujar Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.080 per dolar AS hingga Rp14.150 per dolar AS.

Baca Juga: Ekspor November Tertinggi Sejak 2018, Ini Sektor Pendorongnya

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai perdagangan Indonesia mengalami surplus 12,66 miliar dolar AS dengan total nilai ekspor 15,28 miliar dolar AS dan nilai impor sebesar 12,66 miliar dolar AS.

Surplus neraca perdagangan RI dan perbaikan ekspor pada November 2020 ditunjang naiknya permintaan dan naiknya harga komoditas andalan, terutama batubara dan minyak sawit.

Sementara itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat 2020 masih akan terkontraksi namun akan terjadi perbaikan.

Baca Juga: Kurs Rupiah Dibuka Melemah 5 Poin

Ekonomi kuartal terakhir diperkirakan minus 1-2 persen, lebih baik dibandingkan kuartal ketiga yang minus 3,49 persen dan kuartal kedua minus 5,39 persen.

Penyebab dari pertumbuhan ekonomi yang masih lesu tersebut yaitu angka kasus baru Covid-19 terus menunjukan peningkatan. ***

Editor: Hanif Maulana

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x