Kematian

- 11 September 2020, 07:43 WIB
Jejep Falahul Alam
Jejep Falahul Alam /


Oleh; Jejep Falahul Alam

Kawan-kawanku...
Kematian suatu kepastian.
Cepat atau lambat azal pasti menjemput kita.

Tidak mengenal waktu dan tak melihat tua atau muda. Sehat atau sakit. Atau saat kita membicarakan keburukan orang.

Jika semuanya tiba, siapapun tak bisa menghindari. Contoh nyata, kawan kita yang telah dulu meninggalkan dunia ini.

Baca Juga: Malaysia Longgarkan Keputusan, Siapa Saja yang Boleh Masuk?

Baca Juga: Belum Lolos Prakerja Hingga 3 Kali, Adukan Ke Pihak Prakerja. Ini Caranya!

Almarhum Kang Fakrul Rozi, Kang Hasan Ma'arif, Kang Budhi Hunter dan Kang Jaja dll. Mereka telah pergi untuk selama-lamanya.

Almarhum tidak membawa apa-apa, hanya kain putih dan amal kebaikan selagi hidup di dunia. Semua yang dimilikinya diwariskan kepada sanak keluarganya.

Kawanku, orang mati pun pasti punya masalah. Apalagi orang hidup. Tak usah risau dan gelisah dalam menapaki kehidupan yang sementara ini.

Baca Juga: Mendag : PSBB Jangan Ganggu Jalur Distribusi

Roda kehidupan itu berputar. Terkadang kita di atas (berkuasa/melimpah harta/dikelilingi wanita), ada saatnya pula terkadang dibawah (dalam kondisi terpuruk).

Itulah kehidupan. Setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya.

Kawan-kawanku...
Kita juga tak usah berkecil hati, apalagi iri pada kesuksesan orang lain. Persoalan hidup atau rejeki? Semua sudah ada yang mengatur.

Baca Juga: Legenda Bulu Tangkis Dorong Moeldoko dan Erick Thohir

Tergantung bagaimana ikhtiar kita. Tak usah pula kita saling berprasangka, apalagi menaruh dendam.

Hingga jiwa dan raga kita sakit. Dan kita jangan mau diadu domba, hingga akhirnya persahabatan kita retak. Hanya karena persoalan sepele.

Maafkan dan maafkan, itulah kuncinya. Balasalah keburukan dengan kebaikan. Janganlah api dibalas api. Tapi api dibalas dengan air.

Baca Juga: Pasar Khawatir PSBB, Kurs Rupiah Ditutup Melemah

Lelah dan habis energi kita, jika hanya berkutat pada persoalan kecil. Maafkan kawan kita jika teman kita ada kesalahan.

Sudahi segala bentuk gesekan. Wajar jika ada kata yang tak berkenan. Karena manusia tak luput dari khilap dan dosa.

Tak usah terlalu mengusungkan dada dengan profesi kita sebagai jurnalis. Karena kita hanya hebat di luar, lemah di dalam (perusahaan).

Baca Juga: Mengenal Sosok Momo Antama, Tukang Cukur Langganan Bupati Majalengka

Jika kita telah mati, perusahaan akan mencari pengganti kita. Kesedihaan hanya sementara. Kehidupan akan kembali berjalan seperti biasa. Jadi apa yang kita banggakan.

Mari kita rapatkan barisan. Perkuat persatuan dan kesatuan. Hilangkan segala bentuk prasangka. Buang jauh segala tindak tanduk yang tak berguna.

Baca Juga: Pekerja Palsukan Data Untuk Penuhi Syarat Penerima BLT, Siap-siap Kena Sanksi Pemerintah

Baca Juga: Keputusan Anies Baswedan Kembali Menerapkan PSBB di Jakarta, Ditanggapi Oleh Istana

Saat kita saling intropeksi. Teruatama saya yang banyak keselahan dan kehilapan.

Mohon dimaafkan dan tulisan ini hanya sekadar saling mengingatkan, teruatama kepada saya dan keluarga.***

Editor: Andra Adyatama


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x