Literasi Di Ujung Tanduk

- 30 Desember 2020, 05:00 WIB
Desi Nurjanah
Desi Nurjanah /

Karena, hal terpenting adalah kesadaran masyarakat atas pentingnya literasi. Apalagi jika fasilitas tidak memadai dan minimnya kesadaran masyarakat atas literasi, maka indeks literasi akan tetap rendah ditambah dengan adanya pandemic banyak perpustakaan tutup.

Hal ini berbeda ketika aturan Islam diterapkan dalam sebuah institusi bernama Khilafah yang mampu bertahan dan memimpin dunia hingga lebih dari 13 abad menjadikan indeks baca masyarakat sangat meningkat.

Beberapa bukti nyata banyaknya para mujtahid masalah dan mujtahid mutlak yang mampu menggali hukum-hukum Islam untuk suatu permasalahan yang belum ada hukumnya menjadi dapat diketahui hukumnya seperti tafsir Ibnu Katsir, tafsir Bukhari Muslim dll.

Baca Juga: Rumah Sakit Rujukan Penuh, 493 Pasien Covid-19 di Karawang Dirawat di Hotel

Hal ini merupakan capaian terbesar karena masyarakat tidak hanya didukung untuk rajin membaca, akan tetapi mampu menghasilkan suatu hukum dari proses pengkajian ilmu baik tsaqofah Islam ataupun ilmu pengetahuan.

Dari sini dapat terlihat bahwa masyarakat sangat produktif dalam membaca dan membuat buku-buku.

Karena pada masa Islam diterapkan, seluruh masyarakat yang mampu menghasilkan suatu karya berupa buku akan ditimbang dan diganti/dibeli oleh negara dengan emas seberat buku tersebut.

Baca Juga: Pria Pemeran Video Asusila 19 Detik Bersama Gisel Itu Michael Yukinobu Defretes

Sehingga masyarakat berlomba-lomba bahkan terpacu untuk berkarya menghasilkan berbagai literasi.

Hal ini dapat dilihat dari sejarah saat Baghdad menjadi ibu kota Khilafah kemudian diserang oleh bangsa Mongol yang pertama dihancurkan adalah perpustakaan terbesar dan terlengkap di dunia yang kemudian dibakar dan dihanyutkan ke Laut Hitam.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah