Polemik Berebut Kursi Saat Pandemi

- 4 Desember 2020, 11:00 WIB
ILUSTRASI jabatan kosong.*/DOK. KABAR BANTEN
ILUSTRASI jabatan kosong.*/DOK. KABAR BANTEN /

Seharusnya negara bisa membaca dampak yang dihasilkan dari diselenggarakannya Pilkada tahun ini.

Lantas apa yang mendorong tetap dijalankannya kegiatan ini? Melihat begitu besar antusias para calon berlomba-lomba demi memperoleh suara terbanyak agar terpilih sebagai pemenang, apakah betul semuanya demi kepentingan rakyat atau haus kekuasaan?

Faktor yang menjadi pendorongnya ialah demi kursi yang diduduki oleh penguasa yang didanai para kapitalis. Karena demokrasi kapitalis sendiri merupakan sistem yang menjadikan materi sebagai tujuan dari setiap pencapaian dan sumber kebahagiaan.

Baca Juga: Pemkab Garut Raih Penghargaan Anugerah Kebudayaan Indonesia dari Kemendikbud

Dalam Pemilu pun dana yang digelontorkan oleh setiap calon tidaklah sedikit. Maka dari itu setelah mereka menduduki kursi jabatannya, setidaknya dana yang sudah dikeluarkan tadi harus bisa kembali, tak jarang mereka pun melakukan tindakan korupsi demi tercapainya materi sebagai sumber kebahagiaannya.

Dari sinilah bisa kita lihat pemerintahan yang akan dihasilkan dari proses pemilihan yang abai terhadap keselamatan jiwa manusia.

Hanya menghasilkan sebuah pemerintahan korup serta menguntungkan sebagain orang. Sementara rakyat menjadi korban di atas kepentingan-kepentingan mereka saja.

Baca Juga: Polisi Lakukan Klarifikasi 7 Orang Serukan Azan Jihad di Majalengka

Ciri sebuah sistem yang betul-betul ingin memberikan keselamatan serta kemaslahatan untuk rakyatnya, tidak serta merta mendahulukan kegiatan yang justru mengabaikan keselamatan jiwa manusia.

Oleh sebab itu tidak pantas berharap banyak pada sistem demokrasi kapitalis.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah