Sistem Islam, Lindungi Generasi disaat Pandemi

17 Oktober 2020, 12:59 WIB
Ilustrasi pandemi Covid-19. /icestylecg/Getty Images

Oleh: N. Vera Khairunnisa

Sudah hampir satu tahun sejak kemunculannya hinggga hari ini, masalah kasus virus corona masih belum menemukan titik penyelesaian.

Bahkan dari hari ke hari, kondisi wabah semakin mengerikan. Selain angka pertambahan kasus yang naik, banyaknya anak yang terpapar virus menjadi ancaman bagi sebuah bangsa maupun dunia.

Sebab mereka adalah penerus generasi. Hingga akhir September 2020, tercatat ada sembilan anak di Jawa Barat meninggal dunia karena virus corona.

Baca Juga: Penting! 5 Hal yang Wajib Dilakukan Saat Isolasi Mandiri

Pada hari itu juga terdata 1.679 anak usia 0-18 tahun di Jabar yang terinfeksi Covid-19. Hal ini diungkapkan Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (Pikobar). 

Yang paling menakutkan adalah apa yang disampaikan para ahli mengenai corona. Mereka mengklaim bahwa beberapa pasien virus corona COVID-19 yang sembuh kemungkinan tidak akan pernah kembali ke kondisi kesehatan sebelum terinfeksi. Diyakini, ada efek jangka panjang yang terjadi pada tubuh.

Dikutip dari Daily Star, para ahli menemukan bahwa virus Corona COVID-19 dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang mungkin bertahan selama beberapa tahun ke depan.

Baca Juga: Vaksin Covid 19 Pemerintah Cari dari Tiga Sumber

Penelitian menunjukkan virus Corona COVID-19 telah menyerang beberapa organ.

Seperti yang dikatakan Dr Eric Topil, ahli jantung direktur Scripps Research Translational Institute di La Jolla, California, virus Corona COVID-19 tidak hanya menyerang organ pernapasan.

Ternyata, virus Corona juga menyerang jantung, hati, otak, ginjal, dan organ-organ lain. (detik. com, 29 Juni 2020)

Kalau sudah tahu demikian, maka tentu seharusnya menjadi hal yang sangat mendesak untuk segera memutus rantai penyebaran covid.

Baca Juga: Rencana Mini Lockdown Kabupaten Bandung

Sistem Hari Ini Terindikasi Gagal

Fakta masalah corona yang kian merajalela menunjukkan kegagalan sistem hari ini dalam memberikan jawaban.

Bahkan negara-negara adidaya pengusung kapitalisme justru malah tampak saling bersaing mencari keuntungan dari keadaan.

Sistem kesehatan yang buruk di berbagai dunia pun dimanfaatkan sebagai target bisnis kesehatan beromzet superbesar. Begitu kata para pengamat.

Baca Juga: Jangan panik! Ini yang Harus Dilakukan Jika Anggota Keluarga Terkena COvid-19

Sementara itu, penguasa di berbagai negara khususnya di negeri katulistiwa, mereka tampak sibuk menanggulangi corona dengan kebijakan-kebijakan yang tidak efektif.

Bagaimana tidak, mereka menanggulangi wabah di satu sisi, tapi membuka celah penyebarluasan di sisi lain.

Dibuat kebijakan agar anak-anak belajar di rumah dengan sistem pembelajaran jarak jauh, namun di sisi lain objek wisata dibuka. Yang lucu namun miris, anak-anak tetap bermain, berkerumun dengan teman-temannya tanpa memperhatikan protokol kesehatan.

Baca Juga: Latihan Simulasi Kebakaran di SPBU, Pertamina Asah Kesigapan dalam Situasi Darurat

Lebih parah, orangtua mereka mengajak rekreasi karena kasihan melihat anak-anak bosan di rumah aja.

Itu hanyalah satu contoh kejadian yang menjadi bukti tidak efektifnya sistem hari ini dalam menanggulangi pandemi.

Nyawa rakyat termasuk anak-anak sebagai penerus generasi tega dipertaruhkan hanya demi alasan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Sudah banyak pengamat yang mengkritisi ini.

Baca Juga: Bupati Majalengka Minta Kepala Organisasi Perangkat Daerah Perhatikan Kesejahteran THL

Maka, sudah semestinya kita menyadari bahwa satu hal yang mustahil sistem hari ini mampu mengatasi corona.

Akan ada banyak yang dikorbankan. Akan membutuhkan waktu yang tidak tahu sampai kapan.

Sebab sistem ini tegak di atas asas batil, memandang bahwa yang berhak membuat aturan adalah manusia yang serba lemah dan terbatas.

Baca Juga: Ini 3 Masalah kesehatan Mental Saat pandemi, Nomor 3 Sering Terjadi

Maka wajar jika kita melihat berbagai kebijakan yang muncul hari ini begitu sarat kepentingan, terutama kepentingan para pemilik modal yang visi hidupnya semata-mata ingin mencari keuntungan materi alias materialistik.

Mengakhiri pandemi, termasuk melindungi generasi, butuh sistem yang tegak di atas asas yang benar.

Itulah akidah Islam, sebuah keyakinan bahwa kita, alam semesta dan kehidupan ini diciptakan oleh Allah Swt.

Baca Juga: Studi Ungkap Bermain di Alam Membuat Kekebalan Tubuh Lebih Kuat

Allah pun telah menciptakan aturan hidup bagi manusia yang penuh dengan kebaikan dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Bahkan terbukti sistem ini telah mampu menjadikan umat Islam menjadi umat terbaik selama belasan abad.

Islam Solusi Efektif Atasi Pandemi

Menyelesaikan corona tidak mungkin bisa dilakukan oleh negara demokrasi, otokrasi ataupun oligarki.

Karena pada dasarnya, semua sistem itu memiliki landasan yang sama, sama-sama dibuat oleh manusia yang serba lemah.

Baca Juga: Anggap UU Cipta Kerja Sangat Penting, Sofyan Djalil: Demonstrasi Terjadi Karena Salah Paham

Semua sistem itu pun telah memecah belah umat dalam sekat negara bangsa.

Membuat satu sama lain fokus pada kepentingannya, bahkan satu sama lain bersaing demi meraih semata tujuan nasionalnya. Hingga pandemi ini menjadi problem tak berkesudahan.

Berbeda halnya dengan sistem Islam. Kepemimpinan di dalamnya menjadi pusat penyelesaian problem keumatan.

Baca Juga: Tengah Menjadi Sorotan, Prabowo Ungkap Alasan lakukan Perjalanan ke Luar Negeri

Penguasa dalam Islam benar-benar berfungsi sebagai pengurus dan penjaga umat, yang tak hanya berorientasi dunia saja, tapi juga berorientasi akhirat.

Penguasa Islam memegang amanah berat, mengurus umat dan menyejahterakan mereka. Yakni dengan cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar mereka seperti pangan, sandang, dan papan. Juga kebutuhan publik mereka seperti pendidikan, keamanan, dan kesehatan.

Semua ini benar-benar diniscayakan karena Islam memiliki seperangkat aturan, yang jika diterapkan akan mampu menolong para penguasa menunaikan seluruh amanah mereka.

Baca Juga: Survei Indometer : Masyarakat Percaya Jokowi Bisa Tangani Resesi dan Pandemi Covid-19

Termasuk aturan tentang perekonomian yang membuat negara memiliki modal besar untuk mensejahterakan rakyatnya.

Di luar itu, kepemimpinan Islam pun dipastikan mampu menjawab berbagai masalah kekinian yang bersifat global, seperti halnya wabah.

Karena kepemimpinan Islam juga bersifat global, satu kepemimpinan untuk semua.

Maka, ketika hari ini wabah tampak begitu sulit diatasi, baik karena menghadapi kondisi dilematis terkait kondisi ekonomi atau karena ada kebijakan berbeda antarpenguasa daerah, negeri, atau karena negara-negara adidaya berkompetisi memanfaatkan situasi; dengan kepemimpinan Islam semua itu pasti akan mudah diatasi.

Baca Juga: Alami Gangguan Organ, Wapres ke-9 Hamzah Haz Dirawat

Gambaran Solusi Islam Atasi Pandemi

Pertama, Dilakukan Penguncian

Jika saja sejak awal munculnya wabah si sakit segera diisolasi, maka tentu wabah tak akan mengglobal seperti hari ini.

Begitu pun jika pintu-pintu penyebarannya, baik di negara atau wilayah asal maupun di wilayah penularan, semuanya segera dikinci, maka sekarang kita tidak akan bertemu dengan problem corona.

Baca Juga: BEM SI Kembali Padati Istana Merdeka, PT KAI Hentikan 8 Kereta Ini di Jatinegara

Solusi penguncian atau istilah lainnya adalah lockdown dalam Islam merupakan tuntunan syar’i. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw., yang artinya, “Apabila kalian mendengarkan wabah di suatu tempat, maka janganlah memasukinya, dan apabila terjadi wabah sedangkan kamu ada di tempat itu, maka janganlah keluar darinya.” (HR Imam Muslim).

Kedua, Dukungan Logistik dan Kesehatan

Untuk wilayah yang sudah terkena wabah, maka negara wajib mendukung segala hal yang dibutuhkan untuk menghilangkan wabah.

Mulai dari dukungan logistik, fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, obat-obatan, alat test, vaksin, dan lain-lain. Bahkan negara wajib memastikan kebutuhan masyarakat selama wabah tetap tercukupi.

Baca Juga: Masih Ingat Stephen Chow? Kabarnya Aktor Kungfu Hustle Ini Mendadak Bangkrut

Di sinilah negara akan mengelola sumber-sumber keuangan yang ada, termasuk harta milik umum di kas negara untuk memenuhi hajat hidup masyarakat, khususnya mereka yang terdampak agar kesehatan mereka terjaga dan imunitasnya tinggi.

Tentu tanpa iming-iming syarat atau prosedural yang memberatkan. Dan ini semua menjadi hal yang sangat mungkin bisa dilakukan.

Karena negara global Islam ini merangkum seluruh sumber daya yang ada di berbagai wilayah dunia, termasuk kekayaan alam yang jumlahnya sangat luar biasa.

Baca Juga: PIlek Bukan Gejala Utama Penyebab Covid-19

Ketiga, Dukungan Edukasi dan Riset

Edukasi dan riset pun akan didukung penuh oleh negara sebagai wujud tanggung jawab kepemimpinan mengurus dan menjaga umat.

Negara wajib memastikan tak boleh ada satu pun masyarakat yang tak paham apa yang sedang terjadi, sehingga mereka membahayakan orang lain dan dirinya sendiri.

Maka, seluruh kanal media yang dimiliki akan dioptimalkan untuk membangun kesadaran umat ini dengan kesadaran berbasis akidah.

Baca Juga: HATI-HATI, Ruam Kulit Bisa Jadi Tanda Terpapar Covid-19

Masyarakat akan terus-menerus diajak berpartisispasi melakukan apa pun yang bisa membantu wabah segera teratasi.

Seperti dengan taat menjalankan protokol kesehatan, yang dalam Islam dinilai sebagai bentuk ketaatan pada kepemimpinan.

Terkait riset, negara akan mendukung penuh upaya menemukan obat atau vaksin yang dibutuhkan.

Baca Juga: Dewan Pengawas KPK Tolak Pemberian Fasilitas Mobil Dinas

Caranya, negara akan mengerahkan semua potensi yang dimiliki, mulai dari para pakar, perguruan tinggi, lembaga-lembaga penelitian, hingga pendanaan yang memadai yang berasal dari kas negara.

Dengan penerapan sistem Islam yang demikian, akan mempu melindungi rakyat khususnya anak-anak dari ancaman virus corona yang kini mengintai di setiap tempat.

Hanya saja, semua solusi itu hanya mungkin dijalankan dalam sistem politik global bernama Khilafah Islamiyah. Bukan yang lain.

Baca Juga: Ketum PBNU Serahkan Rekomendasi Delapan Poin Terkait UU Ciptaker Kepada Wakil Presiden

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman. Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila Dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu.” (QS. Al-Anfal: 24).***

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler