Lantas, sunan Gunung Jati menjawab bahwa dirinya bukan utusan Dewata melainkan seorang musafir yang sedang melakukan perjalanan dakwah. Sontak, masyarakat terkejut dan berkata kepada semua yang ada, bahwa orang ini bukan utusan Dewata.
Mereka lantas menanyakan kepada sunan Gunung Jati, apa yang harus kami lakukan agar bisa menemukan mata air. Sunan Gunung Jati menjawab, mintalah kepada Allah dengan cara berdoa niscaya Allah akan mengabulkan permintaan kalian.
Masyarakat desa tersebut yang menyembah berhala tentu tidak mengenal siapa Allah. Sehingga mereka menjawab kami tidak mengenal Allah, tapi kami sudah berdoa dengan melakukan berbagai macam ritual dan sesajen namun belum juga kami mendapatkan apa yang kami inginkan.
Sunan Gunung Jati menjawab dengan tegas mintalah kepada Allah jangan kepada selain Allah. Karena mereka belum mengenal syariat Islam, mereka berkata, baiklah. Kalau kisanak mampu membuktikan semua itu, kami akan patuh dan tunduk pada perintah kisanak.
Dengan pertolongan dari Allah sunan Gunung Jati berdoa, meminta kepada Allah agar diberikan sumber mata air untuk masyarakat desa tersebut.
Dan dengan kekuasaan Allah dengan tanpa diduga muncullah sumber mata air yang begitu besar di hadapan masyarakat desa tersebut, sehingga membuat mereka percaya terhadap apa yang disampaikan oleh sunan Gunung Jati.
Dan dengan hidayah dari Allah mereka semua iman dan ikut kepada sunan Gunung Jati.***