Peristiwa pernikahannya terjadi ketika Prabu Siliwangi belum menjadi raja Pajajaran; ia masih bergelar Prabu Jaya Dewata atau Prabu Pamanah Rasa.
Prabu Siliwangi saat itu hanya menjadi raja bawahan di wilayah Sindangkasih Majalengka, salah satu wilayah kekuasaan kerajaan Galuh Surawisesa.
Baca Juga: Keajaiban di Gunung Jati, Dua Pohon yang Akarnya Menyambung Jadi Satu
Kerajaan Galuh Surawisesa beribukota di kawali-Ciamis yang diperintah oleh ayahnya Prabu Dewa Niskala.
Sedangkan kerajaan Sunda-Surawisesa (Pakuan/Bogor) masih dipegang oleh kakak ayahnya (ua: Sunda) Prabu Susuk Tunggal.
Nyai Subang Larang sebelum menjadi permaisuri dari Prabu Siliwangi telah memeluk Islam dan menjadi santri dari Syekh Hasanuddin atau Syekh Quro.
Ia adalah putera Syekh Yusuf Siddiq, ulama terkenal di negeri Champa (sekarang menjadi bagian dari Vietnam bagian Selatan).
Baca Juga: Mengenal Istilah dan Tahapan Pada Pemilu 2024, SIPOL SIDALIH SILON dan SIREKAP
Syekh Hasanuddin datang ke pulau Jawa (Karawang) bersama armada ekspedisi Muhammad Cheng Ho (Ma Cheng Ho atau Sam Po Kong) dari dinasti Ming pada tahun 1405 M.
Sesampainya di Karawang, Syekh Hasanudin mendirikan pesantren yang diberi nama Pondok Quro.