Sekolah Lapang Cuaca Nelayan Berhasil Edukasi Warga Pesisir Kupang Terjemahkan Potensi Bencana Hidrometrologi

27 November 2021, 11:48 WIB
Ilustrasi. Fenomena Bibit Siklon Tropis 99S yang kini disebut Siklon Seroja berdampak pada gelombang tinggi hingga 6 meter lebih, serta hujan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi di sebagian wilayah utara dan selatan Indonesia. Karena itu BMKG akan mengedukasi masyarakat pesisir dengan program Sekolah Lapang Cuaca Nelayan seperti yang akan kembali diadakan di Kupang. /Dok. BMKG

PORTAL MAJALENGKA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan kembali akan mengadakan program Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) di wilayah Kupang.

BMKG menilai, program Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) cukup berhasil mengedukasi warga pesisir Kupang dalam menerjemahkan ancaman bencana hidrometrologi seperti siklon tropis.

Alasan itulah yang menjadi dasar BMKG untuk kembali menggelar program Sekolah Lapang Cuaca Nelayan di Kupang.

Baca Juga: Siklon Tropis 94W Mulai Bergerak, Jawa Barat Diminta Waspada Hujan Angin dan Banjir

Berdasarkan fakta, pada 21 November 2021, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melakukan kunjungan ke Kampung Nelayan Oesapa, Kupang, Nusa Tenggara Timur yang sempat dihantam Siklon Seroja pada April 2021 lalu.

Dalam hal ini Kampung Oesapa Kupang merupakan salah satu wilayah yang memiliki data korban jiwa paling minim akibat bencana alam Siklon Seroja yang sempat terjadi. Karena mereka memahami pesan tanda-tanda siklon tropis dari BMKG yang mampu diterjemahkan dengan baik.

Hal ini dikarenakan beberapa masyarakat Kampung Oesapa Kupang pernah mengikuti SLCN yang diselenggarakan BMKG pada 2017 silam.

Baca Juga: Warga Pesisir Pantai Diminta Waspada Gelombang Ekstrem Dampak Siklon Seroja

Karena cuaca ekstrem dapat datang kapan saja. Sehingga jika keluarga juga dapat memahami gejalanya, maka mitigasi bencana dapat dilakukan demi mengurangi kerusakan dan korban jiwa.

Sehingga, BMKG akan kembali membuat SLCN secara khusus untuk keluarga nelayan di wilayah pesisir Kupang. Sebab, menurut para nelayan, para keluarga juga sangat membutuhkan literasi cuaca untuk keselamatnnya ketika ditinggal para nelayan melaut.

"Yang mengikuti Sekolah Lapang Cuaca ini tidak hanya bapak-bapaknya saja. Biasanya bapak-bapak pergi melaut yang ditinggal anak dan istri. Sehingga harus bisa menjaga diri. Sehingga kita siap melakukan Sekolah Lapang Cuaca Keluarga Nelayan. Jadi untuk membangun ketangguhan nelayan dalam menghadapi atau mengaktivasi potensi bencana hidrometrologi khususnya di pantai dan laut," tutur Dwikorita dikutip dalam instagram @infobmkg.

Baca Juga: Persib Bandung dan Cita-cita Terpendam Marc Klok, Bila Saatnya Tiba!

Selain itu BMKG juga akan memasang alat mitigasi bencana berupa display data cuaca maritim di kampung Oesapa, agar masyarakat dapat memantau kondisi cuaca setiap hari.***

Editor: Husain Ali

Sumber: Instagram @infobmkg

Tags

Terkini

Terpopuler