Network
PORTAL MAJALENGKA - Usai pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja pada 5 Oktober 2020 lalu, mahasiswa dan buruh turun kejalan membuat aksi penolakan.
Aksi demonstrasi dimulai sejak 6 hingga 8 Oktober 2020 di banyak kota besar sepeti DKI Jakarta, Bandung Medan dan wilayah lainnya.
Namun, saat puncak unjuk rasa yang terjadi pada 8 Oktober 2020, aksi demonstrasi ditutup dengan sikap anarkis para oknum tak bertanggung jawab.
Baca Juga: Ingat, Doni Monardo Pastikan Tes Swab di Puskesmas Gratis!
Di Jakarta sendiri setidaknya ada 20 halte TransJakarta dan 3 stasin MRT yang dirusak hingga dibakar oleh oknum yang ikut di tengah demonstrasi penolakan UU Ciptaker.
Bahkan di Surabaya, Tri Rismaharini sebagai Wali Kota sempat menegur para demonstran yang tertangkap karena merusak pot hias hingga fasilitas umum.
Dikabarkan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya, dalam artikel yang berjudul, Duo Fahri Hamzah dan Fadli Zon Kompak Pertanyakan Maksud BIN Ungkap Dalang Kerusuhan Demo: Aneh!, terkait kerusuhan yang terjadi, juru bicara Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Purwanto mengungkapkan hasil penyelidikan pihaknya.
Baca Juga: Permintaan Kopi Arabica Gayo Menurun 70 Persen
Ia mengungkapkan jika BIN telah mengantongi nama dalang yang berada di balik aksi kerusuhan yang terjadi dalam demo UU Cipta Kerja.
