“Kami melihat industri yang sudah menggeliat ini mendapat tekanan. Tapi bagi pemerintah kesehatan masyarakat juga suatu hal yang tidak bisa ditawar,” ujarnya.
Agus juga menyatakan kebijakan PSBB total akan membuat proses substitusi impor juga terhambat, padahal pemerintah menargetkan program substitusi impor sebesar 35 persen pada 2022.
Baca Juga: Anies Berlakukan PSBB Total, IHSG Merosot Tajam
Apalagi substitusi impor dapat mendorong penguatan devisa negara dan struktur industri, meningkatkan produktivitas nasional, serta penciptaan global value chain.
Kemudian menyehatkan neraca perdagangan dan mampu meningkatkan utilisasi produksi pengolahan.
Rata-rata utilisasi atau pemanfaatan produk impor nasional mencapai 75 persen sebelum ada pandemi Covid-19.
Namun pada April dan Mei turun di kisaran 30 persen sampai 35 persen karena PSBB.
“Per hari ini 53 persen sampai 54 persen. Kami akan dorong mencapai 60 persen pada 2020, 2021 akan kami dorong menjadi 75 persen, dan 2022 kami dorong jadi 85 persen,” jelasnya. ***