BUKAN BARANG BIASA, Organ Dua Hewan Ini Menjadi Salah Satu Komoditas Ekspor Era Majapahit yang Digandrungi

- 20 Agustus 2023, 07:00 WIB
FOTO ilustrasi gading gajah.*/CHAIWAT SUBPRASOM/REUTERS
FOTO ilustrasi gading gajah.*/CHAIWAT SUBPRASOM/REUTERS /

PORTAL MAJALENGKA - Masa keemasan Majapahit tercatat saat Raja Hayam Wuruk memimpin jalannya roda pemerintahan.

Dengan jabatan Mahapatih yang diemban Gajah Mada, membuat Majapahit semakin maju dalam bidang militer, politik, dan ekonomi.

Gajah Mada yang saat itu menduduki jabatan penting di Majapahit, mampu memberikan kontribusi pikiran dan tindakan untuk kemajuan Majapahit dengan mendampingi Hayam Wuruk.

Baca Juga: Kolaborasi Erigo dan JKT48 di Shopee Live Hasilkan Rp5 Miliar Kurang dari 10 Menit

Dilansir dari buku Inspirasi Majapahit (64:2014), Majapahit pada masa Hayam Wuruk menjadi masa paling sejahtera selama kerajaan itu berdiri.

Dalam catatan musafir Cina bernama Ma Huan menyatakan bahwa kehidupan masyarakat Majapahit di akhir kekuasaan Hayam Wuruk sangatlah maju.

Kemajuan ekonomi tidak hanya berkembang di wilayah pusat saja, melainkan ke wilayah-wilayah kecil yang cukup jauh dari pusat pemerintahan.

Baca Juga: CELENGAN ERA MAJAPAHIT Ditemukan, Begini Bentuk dan Nama Mata Uangnya

Bahkan tak jarang wilayah tertinggal pun dapat berbalik menjadi wilayah maju atas kerjasama antar wilayah yang saling bahu-membahu.

Masyarakat Majapahit kala itu sudah mengenal perdagangan antar Negara yang disebut dengan ekspor.

Majapahit mengekspor berbagai macam jenis hasil bumi. Rempah-rempah menjadi komoditas utama sebagai barang jual.

Baca Juga: Polda Metro Tegaskan 3 Anggota Polisi Ditangkap Terkait Senpi Ilegal, Bukan Terorisme

Rempah yang dimaksud seperti lada, cengkeh, pala, dan kemukus. Sedangkan beras menjadi barang unggulan yang diekspor Majapahit.

Selain bahan pangan, adapula organ binatang yang diekspor, namun sekarang sudah dilarang untuk diambil karena populasi hewan tersebut sudah mulai langka.

Organ binatang yang dimaksud adalah gading gajah dan batok penyu. Gading gajah sudah sejak lama diminati bahkan digandrungi oleh para pembeli dari luar negeri.

Baca Juga: Anggota Bawaslu Terpilih Periode 2023-2028 di Indramayu, Majalengka dan Kuningan Nol Keterwakilan Perempuan

Batok penyu juga diekspor saat Majapahit berkuasa, baik batok penyu yang masih mentah atau sudah dimasak terlebih dahulu.

Oleh karena itu tak heran bila pemanfaatan lingkungan dengan tanah yang subur, kekayaan alam yang melimpah, serta difasilitasi oleh pemerintah kala itu mampu membuat masyarakat Majapahit sejahtera.

Itulah sekilas tentang orhan binatang yang menjadi salah satu barang ekspor era Majapahit yang kini sudah dilarang.***

Ikuti selengkapnya artikel kami di Google News

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku Inspirasi Majapahit (2014)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah