BMKG Sebut Efek La Nina Signifikan Saat Indonesia Masuki Puncak Musim Hujan

- 3 Februari 2021, 11:00 WIB
Gelombang laut saat membentur pemecah ombak di Dermaga 1 Pelabuhan Merak Banten. Selama dua bulan terakhir, cuaca buruk sebagai dampak La Nina melanda Pelabuhan Merak Banten
Gelombang laut saat membentur pemecah ombak di Dermaga 1 Pelabuhan Merak Banten. Selama dua bulan terakhir, cuaca buruk sebagai dampak La Nina melanda Pelabuhan Merak Banten /Sigit Angki Nugraha/

PORTAL MAJALENGKA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan efek dari fenomena La Nina sangat signifikan terasa ketika beberapa daerah di Indonesia memasuki puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi pada Januari-Februari 2021.

"Untuk La Nina prediksi dari BMKG diprakirakan masih akan aktif hingga Juni 2021. Namun yang perlu dicatat La Nina efeknya akan lebih signifikan pada saat kondisi atmosfer juga mendukung, seperti pada saat ini periode puncak musim penghujan," kata Kiki yang bertugas sebagai prakirawan di Pusat Meteorologi Publik BMKG dalam diskusi virtual dipantau dari Jakarta, Selasa.

Seperti diketahui, ujar Kiki dalam diskusi yang diadakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu, sebagian besar daerah di Indonesia mengalami puncak musim penghujan pada Januari-Februari 2021.

Baca Juga: Polisi Amankan Pelaku Hipnotis PPSU di Gambir

La Nina adalah kondisi anomali di mana suhu permukaan Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin dibanding kondisi normal dan diikuti perubahan sirkulasi atmosfer di atasnya.

Fenomena La Nina mengakibatkan peningkatan curah hujan di wilayah Pasifik barat termasuk Asia Tenggara dan utara Australia. Hal itu dapat mengakibatkan terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir.

"Potensi hujan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Indonesia, termasuk wilayah-wilayah yang saat ini telah terdampak banjir hingga minimal akhir Februari," kata Kiki.

Baca Juga: Polresto Jakarta Amankan Pelaku Penipuan Mengaku Intel Polri dan Calon Kapolres Tangerang Kota

Terkait banjir besar yang terjadi di Kalimantan Selatan pada pertengahan Januari 2021, hal itu dipicu oleh hujan intensitas ringan hingga ekstrem sejak 10 Januari 2021 di beberapa wilayah tersebut,

Kondisi atmosfer secara global, regional, dan lokal di sekitar wilayah Kalimantan Selatan pada sebelum dan saat kejadian banjir sangat mendukung untuk pertumbuhan awan hujan.

Baca Juga: Jadi Kurir Sabu, Polres Meranti Tangkap Guru PNS saat Transaksi

Dia menyebut adanya La Nina moderat, aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis Madden Julian Oscillation (MJO) didukung oleh temperatur permukaan lau, pola angin permukaan, dan labilitas skala lokal, ikut mendukung adanya curah hujan ekstrem di daerah tersebut dan menjadi faktor penting menyebabkan banjir.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x