Stok Beras di Kabupaten Lebak Cukup Untuk 15 Bulan

- 28 November 2020, 10:00 WIB
Pekerja menimbang beras di gudang BULOG Subdivre Serang, Banten, Jumat, 20 November 2020.
Pekerja menimbang beras di gudang BULOG Subdivre Serang, Banten, Jumat, 20 November 2020. /ANTARA/Asep Fathulrahman/ANTARA

PORTAL MAJALENGKA - Produksi beras di Kabupaten Lebak, Banten, kembali surplus dari hasil panen Januari-Oktober 2020 sebanyak 316.642 ton dengan penduduk 1,2 juta jiwa.

"Kita mengapresiasi produksi beras melimpah hingga tahun 2022," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak, Jumat.

Produksi panen padi di Kabupaten Lebak hingga Oktober 2020 sebanyak 677.312 ton gabah kering pungut (GKP) terdiri dari padi sawah sebanyak 633.153 ton dan padi gogo 44.158 ton.

Baca Juga: Kehilangan Maradona, Pele: Suatu Hari Nanti Kita Bermain Bola di Langit Sana

Dari 677.312 ton itu,  jika menjadi gabah kering giling (GKG) sebanyak 575.715 ton dan bila diakumulasikan setara beras mencapai 316.642 ton.

Produksi beras sebanyak 316.642 ton itu dengan jumlah penduduk 1,2 juta jiwa maka kembali surplus 15 bulan dari sebelumnya 13 bulan.

Baca Juga: Habib Rizieq Diminta Terbuka Mengenai Kondisi Kesehatannya

Saat ini, ujar dia, konsumsi beras untuk warga Kabupaten Lebak dengan rata-rata per kapita/tahun sebanyak 114 Kg atau 147.428 ton/tahun.

Sedangkan, permintaan beras per bulan 12.286 ton maka kebutuhan sampai dengan Oktober 2020 mencapai 122.856 ton,sehingga produksi beras melimpah 193.787 ton dan mencukupi hingga tahun 2022.

"Kami menginstruksikan seluruh petani melaksanakan gerakan percepatan tanam sehubungan curah hujan tinggi guna mendukung swasembada pangan," kata Rahmat seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: Selain Walikota Cimahi, KPK Juga Amankan 10 orang di Bandung dan Sejumlah Uang Rp425 Juta

Ia mengatakan, selama ini, produksi beras di Kabupaten Lebak mampu menyumbangkan cadangan beras pemerintah (CBP) juga dengan penyerapan melalui Perum Bulog.

Selain itu juga dapat memenuhi permintaan pangan masyarakat juga memberikan kontribusi ketahanan pangan nasional sekitar 40 persen dan dipasok ke luar daerah, seperti Bogor, Sukabumi, Pasar Cipinang Jakarta hingga Lampung.

Pemerintah daerah terus mendorong para petani tahun ke tahun produksi beras meningkat guna memenuhi ketersedian pangan juga peningkatan ekonomi mereka.

Baca Juga: Rekor Kasus Harian COVID-19 Kembali Terjadi, Tembus 5.828 Orang

Mereka petani juga setiap tahun dilakukan penyaluran bantuan sarana produksi dan peralatan pertanian untuk menggenjot produktivitas pangan.

Begitu juga pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) petani melalui penerapan teknologi.

"Kami minta semua petani dapat menerapkan teknologi untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pangan," katanya menjelaskan.

Baca Juga: Sengketa Laut China Selatan Memanas, Indonesia Pindahkan Pangkalan Militer ke Natuna secara Permanen

Sejumlah petani di Desa Rangkasbitung Timur Kabupaten Lebak mengatakan bahwa mereka petani di Blok Cibungur Pasir seluas 50 hektare mulai melakasanakan gerakan percepatan tanam sehubungan curah hujan d daerah itu meningkat.

"Kami panen Oktober 2020 dinilai bagus dan tidak ada hama maupun penyakit tanaman, sehingga sangat menguntungkan hingga menghasilkan Rp25 juta per hektare/hektare dengan produksi 7-8 ton GKP per hektare," kata Samian (55) seorang petani setempat.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah