Ridwan Kamil: Jika Pemasukan Lebih besar, Kami Tidak Maksa Hotel Jadi Tempat Isolasi Covid-19

1 Oktober 2020, 11:30 WIB
ILUSTRASI hotel. /PIXABAY/

PORTAL MAJALENGKA -Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat Ridwan Kamil meminta hotel-hotel yang bersedia untuk jadi tempat isolasi orang tanpa gejala (OTG) untuk tidak memaksakan diri jika memiliki potensi pemasukan lebih besar ketimbang mengikuti program pemerintah tersebut. 

Hal itu menanggapi adanya beberapa hotel di Jabar yang mundur dalam program tersebut. 

"Jadi isolasi mandiri untuk OTG ini dibayarnya oleh pemerintah pusat sehingga sedang dihitung oleh pemerintah pusat berapa harga wajarnya. Makanya dikategorikan maksimal bintang 3 ini sifatnya pilihan," ujar Ridwan di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Rabu, 30 September 2020.

Baca Juga: Lagi, Jokowi Diminta Nonaktifkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

Ridwan mengatakan, pihaknya tidak akan memaksakan hal itu pada hotel yang bersedia maupun yang tengah mempertimbangkan mengikuti program tersebut. 

"Kalau menurut hotel ada bisnis umum reguler yang trennya lagi bagus, ya enggak usah memaksakan diri menyediakan untuk OTG," kata dia. 

Ridwan pun tidak masalah jika tidak semua hotel bersedia jadi tempat isolasi OTG pada akhirnya nanti. 

Baca Juga: Cara Mengecek Daftar Penerima BLT PKH Rp 500 Ribu per KK Lewat Link Berikut Ini

"Jumlah hotel banyak kalaupun semua hotel enggak mau ya enggak masalah kita akan carikan tempat-tempat lain untuk isolasi," tutur dia. 

Menurut dia, alasan hotel dijadikan tempat isolasi OTG dimunculkan, wacananya supaya pemulihan ekonomi sebenarnya.

Tapi kalau hotel itu menolak berarti yang bersangkutan sudah melihat ada potensi pemulihan ekonomi tanpa menunggu program pemerintah. "Berarti itu bagus," ucap dia. 

Baca Juga: Beasiswa Unggulan 2020, Ditutup Tanggal 3 Oktober 2020, Ini Ketentuannya!

Sementara itu, terkait penetapan level kewaspadaan seperti zona merah itu tidak selalu indikatornya dari kenaikan kasus.

Level kewaspadaan bisa ditentukan oleh indikator lain seperti kematiannya naik  dan kesembuhannya rendah. 

"Jadi faktornya banyak, kalaupun ada pergerakan tidak semata-mata itu menjadi indikator zona itu berubah-ubah. Artinya selama ini kan kita gas rem kalau 100% kesehatan 0% ekonomi itu namanya lockdown, kalau satu pesan ekonomi kesehatan nol itu namanya herd immunity membiarkan,"ucap dia. 

Baca Juga: Belum Terima Bantuan Kuota Internet Gratis dari Kemendikbud? Mungkin Ini Penyebabnya!

"Nah kita kan kadang-kadang 50-50, sekarang 70-30. Contoh gara-gara PSBB ketat di Bodebek saya himbau kurangi pergerakan dari Jakarta. Memang hotel turun dari 65 persen okupansi menjadi 30-35 persen, saya juga dikomplain tapi itulah resiko," ujar dia. 

Jadi intinya persentase tersebut terus pantau sampai terus menekan zona merah sampai turun dan berharap jangan naik lagi sehingga suatu hari tidak ada zona merah lagi.

"Sekarang masih naik turun tapi tidak berkisar lebih dari 5 dari 27 kota Kabupaten. Kadang tidak lebih tiga atau empat. Kita doakan bisa nol zona merah," ucap dia.

Baca Juga: Majalengka Wacanakan Perketat Izin Keramaian

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di Pikiran Rakyat dengan judul Sejumlah Hotel Mundur Jadi Tempat Isolasi Covid-19, Ridwan Kamil: Ya Enggak Usah Memaksakan.***(Novianti Nurulliah/Pikiran Rakyat)

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler