KH Abdul Chalim, Kyai Asal Leuwimunding Majalengka yang Dianugerahi Pahlawan Nasional 2023, Berikut Profilnya

8 November 2023, 21:16 WIB
KH Abdul Chalim Leuwimunding Majalengka Jawa Barat, Pahlawan Nasional 2023. /Istimewa/

PORTAL MAJALENGKA - Pemerintah pusat telah memutuskan akan memberikan gelar pahlawan nasional kepada enam pahlawan nasional dari enam provinsi pada peringatan Hari Pahlawan Nasional 2023. Salah satunya ialah KH Abdul Chalim pahlawan asal Leuwimunding Majalengka, Jawa Barat.

Almarhum KH Abdul Chalim, pahlawan asal Leuwimunding Majalengka yang bakal dianugerahi sebagai pahlawan nasional asal Jawa Barat pada tahun 2023.

Adapun lima nama lain selain KH Abdul Chalim Leuwimunding Majalengka yang akan dianugerahi pahlawan nasional yaitu Almarhum Ida Dewa Agung Jambe dari Bali, Almarhum Bataha Santiago asal Sulawesi Utara, Almarhum M. Tabrani asal Jawa Timur, Almarhumah Ratu Kalinyamat dari Jawa Tengah, dan Almarhum KH Ahmad Hanafiah dari Lampung.

Lalu bagaimana profil Almarhum KH Abdul Chalim yang dianugerahi pahlawan nasional itu?

Baca Juga: Bupati Majalengka Usulkan KH Abdul Halim Leuwimunding Jadi Pahlawan Nasional

Dikutip dari laman Pikiran-Rakyat.com yang diambil dari Dinas Sosial Jabar, pada Selasa 8 November 2023, KH Abdul Chalim merupakan sosok yang berpengaruh yang dilahirkan di Leuwimunding pada 2 Juni 1898.

KH. Abdul Chalim merupakan putra dari seorang Kuwu/Kepala Desa bernama Kedung Wangsagama dan ibunya bernama Satimah. Kakeknya juga seorang Kepala Desa Kertagama, putra dari Buyut Liuh yang merupakan putra seorang Pangeran Cirebon.

Jika ditelusuri silsilah KH Abdul Chalim itu masih menyambung dengan Syarif Hidayatullah atau yang lebih dikenal dengan Sunan Gunung Jati.

KH Abdul Chalim merupakan sosok yang haus ilmu, hal ini dilihat karena dirinya merupakan sosok yang telah mendalami pendidikan agama dari usia remaja.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah HIS (Hollandsch Inlandsche School), dia belajar di beberapa pesantren di wilayah Leuwimunding dan Rajagaluh. Diantaranya Pondok Pesantren Benda, Pondok Pesantren Al-Fattah Trajaya, dan Pondok Pesantren Nurul Huda al Ma’arif Pajajar. Kemudian, pada tahun 1913, dia melanjutkan pendidikannya di Makkah sekaligus menunaikan ibadah haji.

Sepulangnya dari Makkah, KH Abdul Chalim bergabung dengan temannya KH Abdul Wahab Hasbullah yang memiliki komitmen untuk kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: GRATIS Belasan Twibbon Hari Pahlawan Nasional 2022, Download di Sini

Bersama KH Abdul Wahab, dia membantu menangani organisasi-organisasi yang telah dirintis oleh KH Abdul Wahab Hasbullah, yaitu Nahdlatul Wathan yang kemudian menjadi Syubbanul Wathon.

Saat mendirikan Subbanul Wathon inilah KH Abdul Chalim bersama dengan KH Abdul Wahab Hasbullah membentuk Komite Hijaz yang bertujuan untuk mengorganisasikan ulama-ulama di Jawa dan Madura demi mencapai kemerdekaan Indonesia.

Pada saat itu, KH Abdul Chalim pernah menjadi pembina kerohanian organisasi semi militer Hizbullah, pendiri Hizbullah untuk wilayah Majalengka dan Cirebon, serta pejuang Hizbullah di beberapa medan pertempuran yaitu Cirebon, Majalengka, dan Surabaya.

Karena semangat dan perjuangannya itulah, ia dijuluki sebagai Muharrikul Afkar yang artinya penggerak dan pembangkit semangat perjuangan.

Baca Juga: Mantan Anggota PKI Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Siapa dan Bagaimana Kisahnya?

Selain itu, ia juga pernah dijuluki dengan sebutan “Mushlikhu Dzatil Bain” yang berarti pendamai dari kedua pihak yang berselisih. Hal itu karena merupakan sosok yang sering mendamaikan para ulama yang saling berselisih. KH.Abdul Chalim juga pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).

KH Abdul Chalim wafat di Leuwimunding pada tanggal 12 Juni 1972 silam. Sedangkan namanya diabadikan menjadi nama perguruan tinggi di Mojokerto, yaitu “Institut Pesantren KH Abdul Chalim Mojokerto” yang kini sedang berproses menjadi Universitas Pesantren KH Abdul Chalim Mojokerto. *

Editor: Ayi Abdullah

Tags

Terkini

Terpopuler