Tingkatkan Ekonomi Masyarakat, Pertamina Dorong Program Bank Sampah

16 September 2023, 09:20 WIB
Pertamina mendorong inovasi kelompok Maggot Milik Kita (Malika) dalam pengembangan program Bank Sampah Barokah di Kelurahan Rawa Badak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. /Ayi Abdullah/

PORTAL MAJALENGKA – Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat melalui Integrated Terminal Jakarta (ITJ)-Plumpang menjalankan program berkelanjutan dengan jangka waktu 5 (lima) tahun yang di evaluasi setiap tahunnya.

Salah satu programnya yaitu Bank Sampah Barokah yang mulai dilaksanakan pada tahun 2019.

Melihat perkembangan lingkungan yang lebih baik, pada tahun 2021 ITJ melalui program ini berinovasi dan berkolaborasi dengan kelompok Maggot Milik Kita (Malika) dalam pengembangan program Bank Sampah Barokah di Kelurahan Rawa Badak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Baca Juga: Update Harga Terbaru BBM Pertamina Per 1 September 2023, Pertamax Nyaris Naik Rp1.000 per Liter

Program Bank Sampah Barokah ini dilatarbelakangi karena melihat pengelolaan sampah organik yang belum maksimal, khususnya di lingkungan RW 07 Rawa Badak Utara.

Prosesnya dimulai dari warga yang diarahkan untuk menabung dan menyetor sampah organik di Bank Sampah Barokah, setelah itu sampah organik ditaruh di wadah dan diberi telur lalat BSF, lalu diberi makan, kemudian membutuhkan waktu sekitar 14 hari hingga telur berubah menjadi maggot.

Lalat Tentara Hitam atau Black Soldier Fly (BSF) jika dikembangbiakkan dengan baik memiliki manfaat bagi manusia dan lingkungan.

Pada program ini, Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat memberikan sejumlah bantuan fasilitas berupa mesin pencacah plastik, mesin pencacah rumput, alat press sampah plastik, rak lalat BSF, perlengkapan budidaya maggot, rumah budidaya maggot serta mesin rotari sebagai alat pengering maggot.

Pada tahun 2022, dengan menggandeng Bank Sampah Dadali, Kelompok Malika mendapatkan pelatihan pemanfaatan SOD (Sampah Olahan Domestik) serta pengembangan pemasaran maggot.

Lalu di tahun 2023, Kelompok Malika mendapatkan pendampingan teknis dari Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor berupa pelatihan-pelatihan inovasi diversifikasi maggot dan pengemasan maggot. Sehingga terdapat peningkatan ilmu dan keterampilan dalam budidaya maggot bagi kelompok.

Baca Juga: Selewengkan Penjualan BBM Bersubsidi, Pertamina Siapkan Sanksi

Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan menyampaikan program ini merupakan bentuk upaya komitmen dan kepedulian Pertamina terhadap pemberdayaan masyarakat di tiga pilar, yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Tujuan program ini salah satunya yaitu untuk meminimalisir sampah organik namun budidaya maggot juga dimanfaatkan untuk pakan ternak dan pupuk yang dapat dipakai untuk tanaman.

“Sejak September 2022 hingga Juli 2023 melalui program ini telah berhasil mengurangi sampah organik sebanyak 1440 kilogram dalam setahun,” terangnya.

“Kemudian Maggot basah dinilai seharga 8 ribu rupiah/1 kilogram, sedangkan maggot kering 15 ribu rupiah/1 kilogram. Jadi secara akumulatif, dari kegiatan maggot dalam setahun kelompok dapat menghasilkan nilai sebesar 12 juta rupiah. Dari hasil pembudidayaan dan program tersebut terlihat sampah yang tadinya terbuang bisa dimanfaatkan dan justru menghasilkan uang dari pengelolaan sampah organik. Tidak ada yang sia-sia selama pengelolaannya baik dan benar,” tambah Eko.

Program ini juga memanfaatkan potensi masyarakat sekitar untuk membantu dalam meningkatkan ekonomi masyarakat secara kreatif dan inovatif dengan menjual hasil pengelolaan maggot.

Di tahun 2023 program ini berfokus untuk pengembangan tata kelola kawasan (gang hijau). Gang hijau merupakan hasil dari sisa-sisa pengembangan budidaya maggot yang dimanfaatkan untuk penanaman dan penyuburan tanah di RW 07 Rawa Badak Utara.

Baca Juga: Terupdate! Berikut Harga BBM Resmi dari Pertamina yang Mengalami Penyesuaian

Kegiatan gang hijau di harap mampu menghidupkan nilai gotong royong dan tanggung jawab. Mengingat kegiatan tersebut akan direalisasikan sebanyak 60 pot dan setiap rumah masing-masing dapat memelihara 1 pot agar menumbuhkan rasa kepemilikan dan kepedulian terhadap lingkungan.

“Program ini diharapkan tidak hanya untuk mengurangi sampah demi tercipta lingkungan yang lebih bersih dan sehat, namun juga mendukung aspek ekonomi seperti masyarakat yang sudah mendapatkan keuntungan melalui program ini,” pungkas Eko. *

Editor: Ayi Abdullah

Tags

Terkini

Terpopuler