Eks Komisaris Garuda Ungkap Adanya Pungutan Bulanan Pada Cockpit Selama Bertahun-tahun

28 Oktober 2021, 23:30 WIB
Peter Gontha mengungkap borok PT Garuda Indonesia khususnya terkait penarikan PMN senilai RP1 triliun /Tangkapan Layar/Facebook.com/@Peter F Gontha

PORTAL MAJALENGKA - Eks Komisaris PT Garuda Indonesia Peter Gontha terus membongkar praktik-praktik beraroma cuan yang dia anggap janggal di perusahaan itu.

Kamis pagi 28 Oktober 2021, ia mengungkap penolakannya terhadap rencana penarikan dana segar bersumber dari penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 1 triliun yang berujung dimusuhi Direksi PT Garuda Indonesia.

Tak berhenti disitu, dia juga mengungkap salah satu pemicu sulitnya restrukturisasi perusahaan plat merah itu.

Baca Juga: Peter Gontha Sebut Asosiasi Pilot PT Garuda Indonesia Juga Jadi Kendala Upaya Restrukturisasi

Ia mengatakan, salah satu pemicunya adalah keberadaan organisasi pilot Garuda yang menolak menurunkan besaran hak-hak mereka.

Akibatnya, upaya restrukturisasi total itu sulit terwujud.

Kamis sore, ia kembali mengungkap praktik pungutan rutin kepada awak cockpit Garuda. Setiap bulan, awak cockpit diwajibkan membayar iuran kepada perusahaan dengan besaran bervariasi. Mulai Rp 200 ribu sampai Rp 500 ribu.

Baca Juga: Peter Gontha Ungkap Keributan Seputar Penarikan PMN Ke PT Garuda Indonesia Rp1 Triliun

"Taukah anda Logo ini? Setiap Awak Cockpit Garuda harus membayar iuran mulai dari Rp200.000 per bulan sampai Rp 500.000 perbulan. Sudah selama berpuluh tahun," tulisnya di akun instagram pribadinya, Kamis 28 Oktober 2021.

Dia berharap pungutan yang sudah berjalan lama itu di audit. Audit itu penting untuk mengetahui jumlah total cuan yang dihimpun dan kepada siapa aliran cuan itu mengalir.

Audit itu ditujukan untuk memeriksa semua hal yang terkait dengan adanya pungutan itu.

Baca Juga: Sinopsis Little Mom Episode 10 dan Link Live Streaming WeTV Gratis

"Hitung saja kalau pilot Garuda ada 1000 - 1500 orang. Berapa jumlahnya? Kemana uangnya? Sebaiknya di Audit," katanya.

Sebelumnya, dia mengungkapkan peristiwa yang terjadi di internal manajemen pada tanggal 27 Desember 2020 yang lalu.

Saat itu, dia sedang menikmati liburan akhir tahun di Bali.

"Saya dituduh memperlambat atau mempersulit pencairan uang PMN (Penyertaan Modal Negara) pada Garuda. Saya dipaksa menyetujui penarikan Rp 1 triliun dari Rp 7 triliun yang dijanjikan. Saya akhirnya tandatangan tetapi saya tau itu sama dengan buang garam dilaut," katanya dikutip dari akun instagramnya @petergontha, Kamis 28 Oktober 2021.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Instagram @petergontha

Tags

Terkini

Terpopuler