Reisa: Tidak mungkin 1,4 juta tenaga kesehatan hanya bertugas merawat pasien Covid-19.

24 Januari 2021, 13:00 WIB
Petugas merapikan tempat tidur untuk pasien COVID-19 berstatus OTG (Orang Tanpa Gejala), di Stadion Patriot Chandrabhaga, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat 15 Januari 2021. /Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO

PORTAL MAJALENGKA - Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Airlangga Hartarto mengumumkan bahwa pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM)
diperpanjang dari 26 Januari - 8 Februari 2021.

Keputusan ini diambil karena kasus aktif per 22 Januari 2021 mencapai lebih dari 150 ribu pasien. Sementara itu angka kasus terkonfirmasi positif sejak awal pandemi mencapai 965.283 orang.

Dengan adanya perpanjangan PPKM ini, masyarakat luas diharapkan ikut memberi sumbangsih dalam mengendalikan pandemi dengan cara beraktivitas di rumah saja.

Baca Juga: Kemenkes Bantah Bupati Sleman Positif Covid-19 Setelah Divaksinasi

Menurut Juru Bicara Pemerintah dan Duta Perubahan Perilaku, dr. Reisa Broto Asmoro, meski pemerintah terus mengupayakan penambahan kapasitas rumah sakit untuk penanganan Covid-19, namun itu belum tentu memadai dan mencukupi jika pasien Covid-19 terus bertambah.

Secara nasional, rasio pemanfaatan ruang ICU dan tempat isolasi makin tinggi, yaitu lebih dari 60 persen.

Terlebih, kemampuan dan kapasitas tenaga kesehatan yang sudah hampir setahun menjadi garda terdepan penanganan Covid-19, sangat terbatas.

Baca Juga: Pemerintah Maksimalkan Penanganan Covid-19, Masyarakat Dihimbau Tetap Tenang

“Tidak mungkin 1,4 juta tenaga kesehatan di seluruh Indonesia hanya bertugas merawat pasien Covid-19. Masyarakat juga harus turut serta dengan cara menjaga diri, keluarga, dan lingkungan dari risiko tertular Covid-19. Ayo kita lakukan tiga jurus melawan Covid-19,” pesan dr. Reisa.

Adapun tiga jurus melawan Covid-19 adalah tetap disiplin 3M, dukung penuh kinerja tenaga
kesehatan Indonesia, kemudian lawan dan perangi hoaks.

“Memakai masker dan kombinasi jaga jarak dan mencuci tangan akan menurunkan risiko penularan drastis sampai ke tingkat terendah,” pesannya.

Baca Juga: Kapolres Merauke Berikan Pelatihan Home Industry pada Perempuan Pedalaman Asmat

Sementara itu, pemahaman penuh tenaga kesehatan akan program vaksinasi Covid-19 sangat penting.

Berbagai survei menunjukkan tenaga kesehatan adalah pihak terpercaya dalam mengedukasi masyarakat tentang vaksin Covid-19.

Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dengan didukung UNICEF juga mempersiapkan tenaga kesehatan menjadi komunikator yang handal.

Baca Juga: BMKG: Puncak Musim Hujan, Waspada Bencana Hidrometeorologi

Sebanyak 42 ribu vaksinator yang dilatih juga telah menerima pelatihan keterampilan komunikasi antarpribadi.

Sebelum mereka terjun ke masyarakat, para vaksinator ini berinisiatif mengedukasi sesama tenaga kesehatan terlebih dahulu yang menjadi kelompok pertama penerima vaksin.

Tercatat lebih dari 4.100 vaksinator mulai aktif mengedukasi dan menyampaikan laporan dialog dan diskusi mereka melalui sebuah platform teknologi yang dikembangkan Kementerian Kesehatan dan UNICEF bernama Rapid Pro.

Baca Juga: 11 Persen Nakes Gagal Divaksin pada Vaksinasi Tahap Pertama, Begini Sebabnya

Lewat teknologi ini telah dilaporkan bahwa sekitar 2.000 nakes yang awalnya bersikap ragu-ragu berubah jadi bersedia divaksinasi.

“Kemudian sekitar 67% atau 1.400 dilaporkan sangat tertarik dan menyimak serta mendengarkan pesan-pesan vaksinator yang mengajak mereka berdialog,” ungkap juru bicara pemerintah, dr. Reisa Broto Asmoro.

Per 22 Januari sudah lebih dari 100 ribu tenaga kesehatan mengikuti vaksinasi. Antusiasme
tenaga kesehatan indonesia juga ditunjukkan dengan minat mereka mendalami segala hal
tentang vaksin dan program vaksinasi Covid-19.

Baca Juga: Tes PCR, Ketua Satgas Doni Manardo Positif COVID-19

Dalam waktu empat hari di pertengahan Januari tahun ini, sekitar 24 ribu tenaga kesehatan mengikuti dialog dengan para ahli yang diselenggarakan bersama Kemenkes, KPCPEN, dan UNICEF.***

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler