Baca Juga: Food Estate: Terlalu Banyak Mudaratnya daripada Manfaatnya
Cita rasa dan aroma brem dari kedua daerah ini pun memiliki kekhasan masing-masing yang dapat dijadikan preferensi cemilan kala menikmati secangkir teh hangat.
Tim peneliti dari dosen Pendidikan Biologi Universitas Majalengka yang terdiri dari Vitta Yaumul Hikmawati, M.Pd, Aden Arif Gaffar, M.Pd, M.Kurnia Sugandi, M.Pd dan Iim Halimatul Mu’minah, M.Pd berusaha mengkaji dan mensosialisasikan potensi kuliner lokal yang mulai langka ini.
Salah satu bentuk implementasinya yaitu dengan mengenalkan brem pada siswa sekolah dasar. Sosialisasi dilakukan oleh Vitta Yaumul Hikmawati, M.Pd sebagai ketua Tim peneliti pada Jumat 3 Maret 2023 lalu di SDIT Insan Kamil Majalengka dengan tema “Berkenalan dengan Si Manis Segar Khas Majalengka yang Mulai Langka”.
Baca Juga: MURAH HANYA 1 JUTAAN, Samsung Galaxy A04E vs Vivo Y01/Y01A, Cek Harganya Bila Beli di Majalengka
Sosialisasi dilakukan pada siswa kelas 3 yang sebagian besar siswa sama sekali tidak pernah mengenal brem, hanya sekitar 13% siswa yang telah mengenal dan pernah mencicipi makanan khas Majalengka yang satu ini.
Persentase ini sangat memprihatinkan mengingat brem merupakan pangan lokal yang menjadi bagian dari identitas komunitas masyarakat Majalengka, khususnya diproduksi di daerah Rajakepok Desa Bantrangsana, Kecamatan Panyingkiran.
“Brem merupakan salah satu kearifan lokal yang sangat potensial untuk digunakan sebagai sumber belajar khususnya dalam pembelajaran sains,” ujar Vitta Yaumul Hikmawati, M.Pd, Minggu 5 Maret 2023.