Orang Sakti yang Berpura-pura Bodoh Menjadi Asal-usul Desa Mindi di Majalengka

- 18 November 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi. Orang Sakti yang Berpura-pura Bodoh Menjadi Asal-usul Desa Mindi di Majalengka
Ilustrasi. Orang Sakti yang Berpura-pura Bodoh Menjadi Asal-usul Desa Mindi di Majalengka /

PORTAL MAJALENGKA - Asal-usul penamaan daerah bisa terjadi karena hal yang tak pernah direncanakan sebelumnya.

Asal-usul penamaan bisa terjadi karena menemui sesuatu hal secara mendadak, bekas peristiwa penting, ataupun ucapan yang spontan.

Seperti sebuah desa yang berada di Kabupaten Majalengka yakni Desa Mindi berasal dari seorang sakti yang berpura-pura bodoh.

Baca Juga: Abu Nawas Hendak Melahirkan dengan Dukun Bayi Sultan Harun Al Rasyid

Bagaimana kisah asal-usul Desa Mindi ini? Berikut uraian yang dilansir dari channel YouTube Sasakala.

Diceritakan kala itu ada tiga pedukuhan yang dipimpin oleh sesepuh bernama Ki Perwata, Raden Tarajutisna, dan Papak.

Mereka bertiga mempunyai wilayah pedukuhan berbeda, namun berdekatan dan berada di bawah kekuasaan Kesultanan Cirebon.

Baca Juga: Asal-usul Desa Malausma di Majalengka, Antara Versi Prajurit Mataram dengan Murid Syekh Abdul Muhyi

Selayaknya wilayah di bawah kekuasaan kerajaan dan untuk mempererat hubungan, maka penyerahan seba atau upeti pun kerap dilakukan.

Suatu hari pimpinan tiga pedukuhan tersebut berencana untuk mendatangi Kesultanan Cirebon guna menyerahkan seba atau upeti.

Raden Tarajutisna dan Papak pun mendatangi kediaman Ki Perwata untuk melakukan perjalan bersama-sama menuju Cirebon.

Baca Juga: Kisah Nyata Mengharukan Seorang Banser yang Bertemu Mbah Hasyim Asy'ari saat Kesulitan

Sesampainya di rumah Ki Perwata, rupanya ia sedang membuat welit dari janur atau daun kelapa.

Karena merasa tanggung, Ki Perwata mempersilahkan dua rekannya itu untuk berangkat terlebih dahulu menuju Cirebon dan ia akan menyusulnya jika pekerjaannya sudah selesai.

Betapa kagetnya Raden Tarajutisna dan Papak saat sampai di Kesultanan. Hal itu terjadi karena Ki Perwata sudah berada di kesultanan terlebih dahulu.

Baca Juga: KEUNIKAN BENDUNGAN PUTERAN dan Misteri Kuburan Belanda di Ligung Majalengka

Saat ditanya, Ki Perwata hanya menjawab bahwa ia datang dengan menggunakan kuda yang sekarang diikat di dahan pohon pisang klutuk dekat dengan sumur kejayaan.

Namun rekan dan para tamu di sana tidak percaya begitu saja terhadap jawaban Ki Perwata.

Sultan Cirebon pun mendengar percakapan dari para tamu tentang Ki Perwata, lantas ia berkata sambil sedikit terkekeh.

Baca Juga: 'KAMPUNG JIN' di Majalengka, Semua Penduduk Hidup Kaya Raya

"Eeeh...kalau begitu Ki Perwata ini minda" ucap Sultan.

Minda artinya pura-pura bodoh, karena menurut pendapat lain, Sultan sudah tahu tentang kesaktian Ki Perwata hingga ia diberikan sebuah benda pusaka oleh Sultan berupa tongkat.

Tongkat tersebut diberi nama tongkat Nagasari yang kini tidak diketahui keberadaan benda tersebut.

Baca Juga: Apakah Kamu Orang yang Setia? Berikut Link Tes Ujian Kesetiaan Google Form, Coba Cek Tingkat Kesetiaan Kamu

Sejak saat itulah, Ki Perwata disebut sebagai utusan dari Minda. Namun lama kelamaan kata minda berubah menjadi Mindi.

Sampai saat ini, ketika Kesultanan Cirebon mengadakan upacara Panjang Jimat, orang dari Desa Mindi tetap diundang untuk datang dan membawa benda peninggalan Kesultanan.

Desa Mindi termasuk ke dalam Kecamatan Leuwimunding, Majalengka, atau sebelah utara Kecamatan Rajagaluh.

Baca Juga: TEROR NYAMUK CHIKUNGUNYA, Dinas Kesehatan Majalengka Angkat Bicara

Itulah asal-usul Desa Mindi karena adanya orang sakti yang berpura-pura bodoh.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Channel YouTube Sasakala


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x