Asal-usul Desa Malausma di Majalengka, Antara Versi Prajurit Mataram dengan Murid Syekh Abdul Muhyi

- 17 November 2022, 23:01 WIB
Asal-usul Desa Malausma di Majalengka, Antara Versi Prajurit Mataram dengan Murid Syekh Abdul Muhyi
Asal-usul Desa Malausma di Majalengka, Antara Versi Prajurit Mataram dengan Murid Syekh Abdul Muhyi /Ilustrasi/Instagram/@terasering_panyaweuyan/

PORTAL MAJALENGKA - Desa Malausma terletak di Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka.

Setiap daerah memiliki asal-usul penamaan yang berasal dari sebuah peristiwa ataupun bentuk geografis wilayah tersebut. Termasuk asal-usul Desa Malausma.

Kisah asal-usul Desa Malausma ini terjadi lantaran ada seorang pendatang yang singgah dan menetap di pedukuhan itu bernama Karta Braja.

Baca Juga: Orang Sakti Ini Menendang Banteng Hingga Menjadi Asal-usul 2 Desa yang Berbeda Kabupaten

Pada awalnya Malausma hanyalah pedukuhan kecil dengan beberapa penduduk saja.

Berbeda dengan kondisi saat ini, Desa Malausma telah berubah menjadi daerah yang ramai dan diisi ribuan penduduk.

Dikisahkan, saat itu pedukuhan tersebut dipimpin oleh seorang sepuh bernama Buyut Mueuk.

Baca Juga: Kisah Nyata Mengharukan Seorang Banser yang Bertemu Mbah Hasyim Asy'ari saat Kesulitan

Buyut Mueuk terkenal baik hati dan selalu terbuka kepada tamu yang datang dengan iktikad baik.

Dalam versi pertama diceritakan bahwa Buyut Mueuk kedatangan seorang tamu dari Pamijahan dan datang dalam pelarian.

Dia adalah seorang murid dari ulama yang menyebarkan Islam di tanah Pamijahan, Tasikmalaya bernama Syekh Abdul Muhyi.

Baca Juga: KEUNIKAN BENDUNGAN PUTERAN dan Misteri Kuburan Belanda di Ligung Majalengka

Syekh Abdul Muhyi sebagai salah satu tokoh penyebar Islam di tanah Pasundan menjalankannya secara sembunyi-sembunyi.

Hal itu tak lain karena menghindari penciuman penjajah yang selalu menghalangi maksud Syekh Abdul Muhyi dalam menyebarkan Islam.

Maka beliau melakukan pengajian di dalam goa yang sekarang disebut sebagai goa Pamijahan, Tasikmalaya.

Baca Juga: 'KAMPUNG JIN' di Majalengka, Semua Penduduk Hidup Kaya Raya

Namun usaha itu rupanya tetap terendus oleh pasukan penjajah Belanda hingga terjadi penyerangan di daerah tersebut.

Murid Syekh Abdul Muhyi lari berpencar tak tentu arah. Hingga salah seorang muridnya bertemu pedukuhan yang dipimpin Buyut Mueuk di Majalengka.

Murid tersebut bernama Karta Braja. Buyut Mueuk menerimanya dengan tangan terbuka sampai akhirnya Karta Braja dapat menyebarkan Islam di sana.

Baca Juga: Apakah Kamu Orang yang Setia? Berikut Link Tes Ujian Kesetiaan Google Form, Coba Cek Tingkat Kesetiaan Kamu

Namun penjajah juga gigih mengejar pelarian tersebut. Hingga mendapat informasi bahwa Karta Braja berada di pedukuhan pimpinan Buyut Mueuk.

Pasukan Belanda pun datang ke pedukuhan tersebut dan bertemu dengan Buyut Mueuk sambil bertanya keberadaan Karta Braja.

Dengan gugup Mbah Mueuk menjawab dengan bahasa Arab "Ma La Isma" artinya tidak ada orang tersebut di sini.

Baca Juga: TEROR NYAMUK CHIKUNGUNYA, Dinas Kesehatan Majalengka Angkat Bicara

Sebab itulah pedukuhan tersebut diberikan nama Malausma hingga menjadi sebuah Desa di Majalengka.

Sedangkan versi kedua mengatakan bahwa Karta Braja merupakan seorang prajurit Mataram yang dipukul mundur oleh VOC saat penyerangan ke Batavia.

Karta Braja terpisah dari rombongan dan menemukan pedukuhan yang dipimpin Buyut Mueuk.

Baca Juga: SEGERA DILAKSANAKAN PILKADES SERENTAK di Kabupaten Majalengka 2023, Catat Tanggalnya

Dalam kisah-kisah seputar penyerangan kerajaan Mataram ke Batavia dan mengalami kekalahan, para prajuritnya banyak yang melarikan diri karena diperintah mundur.

Dari situ juga pasukan Mataram banyak yang terpisah dari rombongan prajurit lain dan masuk ke daerah-daerah yang berada di wilayah Jawa Barat bagian timur.

Pasukan VOC juga mengejar para prajurit Mataram yang melarikan diri termasuk Karta Braja.

Baca Juga: Link Tes Ujian Gabut, Coba Cek Seberapa Gabutnya Kamu Melalui Link Google Form Berikut

Maka datanglah ke pedukuhan Buyut Mueuk dan bertanya tentang adanya prajurit Mataram yang melarikan diri ke daerahnya.

Buyut Mueuk berkata dengan bahasa Arab karena sudah dipengaruhi ajaran Islam dengan suara gemetar "Ma La Isma" artinya tidak ada orang tersebut di sini.

Kedua versi tersebut memiliki titik temu yakni orang yang datang bernama Karta Braja, yang mencarinya adalah pasukan penjajah, dan kata "Ma La Isma" sebagai asal-usul.

Baca Juga: GEGARA WARISAN, Anak Tega Bacok Ayah Kandungnya Sendiri Hingga Meninggal di Majalengka

Seiring berjalannya waktu, pengucapan Malaisma menjadi Malausma dan menjadi sebuah desa saat ini.

Artikel ini dilansir dari laman resmi Pemerintah Desa Malausma, Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka.***

Editor: Husain Ali

Sumber: malausma.desa.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah