Juga saat perjalanan berlanjut memasuki sebuah jalur yang kini bernama Jalan Basuki Rahmat. Di situ berdiri sebuah menara tua, tentunya bikinan Belanda. Masyarakat Gresik menyebutnya Menara atau Gardu Suling.
Kris bercerita, dulu menara ini digunakan untuk sinyal peringatan akan kedatangan tamu yang tidak diundang.
Baca Juga: Daendels, Nama yang Terabadikan Sebagai Sang Pencabut Nyawa
Begitu serangan datang, menara berbunyi, semua tentara bersiap dan berbaris di depan menara. “Saat ini digunakan masyarakat saat masuk waktu shalat," kata Kris dikutip dari Buku Napak Tilas Jalan Daendels karya Angga Indrawan.
Penulis menyimpulkan, Daendels tidak sepenuhnya mem buat Jalan Raya Pos sembari mengubah morfologi kota.
Sebab, jauh sebelum itu, Vereenigde Oostindische Compag nie (VOC) telah membangun sebuah kota benteng nan kokoh di Gresik.
Baca Juga: Kisah Abu Nawas Menipu Komandan, Mencari Tempat Bersenang-senang Ditunjukkan Kuburan
Salah satunya dengan mempertahankan bekas kantor VOC yang dibangun pada 1628. Hanya saja, pada era Daendels sebagian kantor VOC ini diubah menjadi kantor pos.
Saat ini, kantor pos berada di Jalan Basuki Rahmat. Posisinya berhadapan langsung dengan gedung eks Asisten Karesiden an Gresik yang kini menjadi rumah dinas wakil bupati Gresik.
“Gresik sudah lebih dulu terpetakan. Tak berlebihan dikata kan sebagai mutiara di Pulau Jawa," kata Kris, menambahkan.