Masjid yang pada awalnya diberi nama Al Manar atau Masjid Al Aqsha itu kemudian menjadikan Kudus magnet para peziarah dari berbagai daerah.
Kehadiran Jalan Raya Pos tak banyak mengubah peta permukiman, baik secara politik maupun ekonomi.
Baca Juga: Pakan Alternatif Terbaik Ikan Mas Koki, Efektif Cegah Sembelit, Pencernaan Lancar
Ini terlihat dari keberadaan masjid dan permukiman setempat yang terhitung lebih tua ketimbang dengan Groote Postweg.
Jauh sebelum keberadaan Jalan Raya Pos, aktivitas masyarakat di sini sudah terpusat di permukiman di utara Kali Gelis.
Di daerah ini, maka kemudian Kudus dikenal dengan aktivitas masyarakatnya yang jigang' (ngaji dan berdagang).
Baca Juga: Gus Miek Bongkar Kewalian Pengemis Misterius, Ternyata Orang Ini yang Dicari Kyai Mahrus Ali Lirboyo
Jalan Raya Pos yang melintas, kemudian justru menjadi pendukung wilayah ini sebagai salah satu pusat perekonomian Jawa Tengah.
Salah satunya yang saat ini bernama Jalan Ahmad Yani. Jalan ini segaris lurus jika memasuki Kota Kudus melalui Jalan Agil Kusumadya.
Tapi, posisi Jalan Ahmad Yani yang berpondasi Groote Postweg hanya dapat dilintasi dari arah timur, seiring kepadatan kendaraan yang masuk ke kota ini.