Besok malam, ungkap Prabowo melanjutkan penggalan kisah perundingan itu, orang tua di Jepang bakal banyak kehilangan anak. Mereka akan meratapi kematian anak-anak Jepang.
"Saya (Hideyoshi) tau anda cinta Jepang, saya juga begitu. Kita mau mempersatukan Jepang dan kita mau buat Jepang kuat. Untuk apa kita perang. Bukankah lebih baik kita bersatu untuk mempersatukan Jepang dan Jepang jadi kuat. Tokugawa bilang, setelah saya (Tokugawa) berfikir, anda benar. Untuk apa kita berperang. Mari kita bersatu. Nah itu bagi saya sangat besar pelajarannya," katanya.
Baca Juga: Ditanya Alasan Masuk Kabinet Jokowi, Prabowo Subianto Contohkan Sepak Bola hingga Sebut IQ Rendahan
Pelajaran kedua yang jadi dasar keputusan Prabowo memilih bergabung dengan Presiden terpilih, Jokowi, adalah peristiwa pasca kemenangan Abraham Lincoln pada Pilpres Amerika Serikat. Setelah kemenangan Lincoln, kata dia, seorang musuh bebuyutannya selama 20 tahun dirangkul dan didaulat menjadi sekretaris negara. Prabowo mengungkapkan, namanya Siwerd.
"Dia pilih Siwwerd sebagai secretary state. Di kabinet dia. Si Siwerd kaget. Siwerd tanya, kenapa pilih saya, anda (Abraham Lincoln) tau saya nggak suka anda. Abraham Lincoln jawab, oh saya tau anda tidak suka saya, sayapun tidak suka anda. Tapi, I know that you love the united state of America. And I love the united of America. So why we don't win together for united state. You sebetulnya bukan mengabdi untuk saya. Kita berdua mengabdi untuk America Serikat. Itu saya juga belajar. Oh begitu ya negara besar kayak begitu," ujarnya.