Ayam dan anjing masih terlihat banyak di kampung ini. Sementara, Rusdiyana bersama istrinya, Komariyah, seolah hanya tinggal berdua saja. Rumah itu awalnya tertutup rapat. Baik jendela maupun pintu. Menimbulkan kesan angker dan rasa takut.
Rumah lain di sekelilingnya sudah tak berpenghuni. Tampak bangunan rumah yang terbengkalai. Pintu-pintu rumah dan jendela rumah tetangganya telah dimakan rayap, jendelanya terbuka dan baut engselnya sudah banyak yang lepas.
Baca Juga: Pemkot Cirebon Anggarkan Rp20 Miliar Guna Penanganan Covid-19
Cat-cat dindingnya mengelupas, buram. Lapuk tak terawat diterpa terus menerus sinar matahari dan hujan lebat, selama lebih dari lima tahun.
Sebagian besar atap-atap rumah di kampung Tarikolot Desa Sidamukti dan Kampung Cibadak Kelurahan Cijati, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, itu masih utuh. Dan, hanya sebagian kecil saja rumah-rumah Dusun Tarikolot dan Kampung Cibadak, yang masih dihuni.
Kampung ini setengah hidup. Warganet menyebutnya kampung mati. Ada benarnya juga.
Baca Juga: Produk Unggulan Daun Teh dari Purwakarta Didorong Tembus Pasar Ekspor
“Ini rumah saya, saya tak mau pindah. Lagipula rumah ini berada di tempat datar, tak seperti rumah lainnya yang berada di tanah miring,” ucapnya kepada Portal Majalengka, Selasa 2 Februari 2021.
Dalam penuturannya, Rusdiyana bersama sang istri baru menempati rumah tersebut sebulan yang lalu. Hanya saja mereka berdua, enggan menjelaskan ihwal detail maupun kronologi alasan menempati rumah itu.
“Kalau yang lain sudah pada pindah ke tempat relokasi di Blok Awilega,” ujarnya.