SUMUR DI TENGAH JALAN RAYA Hanya Ada di Majalengka, Begini Asal-usul Penamaannya!

27 November 2022, 08:30 WIB
Ilustrasi sumur tua di pedesaan /Pixabay

PORTAL MAJALENGKA - Zaman dahulu Majalengka merupakan kabupaten yang menjadi bawahan dari Kesultanan Cirebon.

Selain itu Majalengka juga menjadi salah satu wilayah sebagai sasaran dakwah Islam pada masa Sunan Gunung Jati.

Karena sebelumnya Majalengka sama seperti daerah lain yakni memiliki masyarakat yang menganut ajaran Hindu-Budha.

Baca Juga: Sumur Pertama di Desa Surawangi Kecamatan Jatiwangi

Sumur yang diceritakan ini merupakan sebuah sumur dikala Majalengka daerah utara masih menganut ajaran Hindu-Budha.

Dilansir dari channel YouTube Sasakala, terdapat sebuah sumur di Majalengka yang berdiri di tengah jalan raya.

Sumur ini bernama sumur Tama yang terletak di Desa Surawangi, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.

Baca Juga: Cibodas Tangat-1, Sumur Pertama Minyak Bumi di Indonesia

Dikisahkan pada zaman dahulu wilayah Jatiwangi merupakan sebuah kerajaan bercorak Budha yang bernama Kerajaan Wanayasa.

Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja bernama Sulangkara dan istrinya bernama Dewi Lestari.

Mereka memiliki 3 orang anak yang salah satunya bernama Nyimas Ratu Rundai Kasih yang terkenal cantik.

Baca Juga: UMK Bandung 2023 Naik 7,88 Persen, Berapa Gaji Buruh Tahun Depan?

Setelah beranjak dewasa, Nyi Mas Ratu Rundai Kasih kemudian memiliki seorang kekasih bernama Raden Garawangsa.

Selain memiliki perawakan yang gagah, Raden Garawangsa juga terkenal memiliki kesaktian yang patut dipertimbangkan.

Ia merupakan pangeran dari pasangan Indrawinata dan Nyi Mas Ayu Ratna Sudita dari Kadipaten Jatiraga.

Baca Juga: IDENTITAS 3 PELAKU PENIPUAN Terhadap Jama'ah Umroh Asal Majalengka dan Indramayu

Dikisahkan Raden Garawangsa sedang berbincang dengan Ayah dan ibunya di Kadipaten Jatiraga.

Saat sedang berbincang-bincang, muncullah seorang tamu dengan dandanan seperti seorang jawara menghampiri.

Seketika ayah Garawangsa lantas bertanya tentang siapa dirinya dan ada tujuan apa datang ke kerajaan tersebut.

Baca Juga: KISAH MISTIS Penjual Es Cincau Saat Berjualan Dekat Kampung Mati di Majalengka

Ia memperkenalkan diri dan mengaku bahwa tamu tersebut bernama Raden Sancang Komara dari kerajaan Pulo Mas.

Ia pun mengutarakan tujuannya yakni ingin menemui Nyi Mas Ratu Rundai Kasih dan hendak menjadikan kekasih sekaligus diperistri olehnya.

Mendengar jawaban tersebut, Raden Garawangsa merasa disambar petir dan amarah pun tak dapat dibendung lagi.

Baca Juga: DARI KELUARGA PETANI, Versi Lain Asal-usul Penguasa Kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta

Singkat cerita, mereka berdua beradu kesaktian, mengeluarkan segala kemampuan yang dimiliki masing-masing untuk memperebutkan Nyi Mas Ratu Rundai Kasih.

Namun ternyata Raden Sancang Komara menemui ajalnya sebelum sempat bertemu Nyi Mas Ratu Rundai Kasih.

Kepalanya tertebas oleh keris pusaka milik Raden Garawangsa yang diberi nama keris Gagak.

Baca Juga: UMP Jakarta 2023 Naik 5,6 Persen, Upah Buruh Tahun Depan Hampir Sentuh Angka 5 Juta

Konon Badan Raden Sancang Komara berubah menjadi seekor buaya yang menempati sungai Cimanuk bernama buaya Sigandarung.

Menurut cerita warga setempat, buaya ini sering menampakan dirinya di Rancabolang, Panongan.

Tempat bertarung dari dua pendekar ini berada di wilayah Karangsambung, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka.

Baca Juga: Jadwal Piala Dunia 2022 Hari Ini: Ada Argentina Ngamuk, Prancis Ngotot

Setelah mengistirahatkan kelelahan karena bertarung, Raden Garawangsa berencana kembali untuk menemui Ayahnya.

Namun aneh, Raden Garawangsa tidak dapat menemukan jalan dan tersesat di hutan Sawala.

Karena tak kunjung temukan jalan, Raden Garawangsa memutuskan untuk bertapa di hutan tersebut hingga ia berubah menjadi sebuah sumur yang bernama sumur Badung.

Baca Juga: Misteri Situ Sangiang Majalengka, Konon Terdapat Ikan Jelmaan Prajurit Kerajaan Talaga Manggung

Mendengar kabar kekasihnya tak ditemukan, Nyi Mas Ratu Rundai Kasih pun melakukan tapa hingga wujudnya menghilang dan berubah juga menjadi sebuah sumur.

Sumur tersebut diberi nama sumur Tama. Sedangkan kerajaan Wanayasa kini menjadi sebuah desa yang bernama Jatiwangi.

Sumur Tama merupakan sebuah perubahan kalimat dari 'Tamba' menjadi 'Tama' seusai penemu pertama sumur ini wafat.

Baca Juga: Sering Dilupakan, Goa Jepang Majalengka Ini Miliki Nilai Sejarah yang Tinggi

Dikatakan sumur tamba karena air sumur ini dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Sedangkan Tama adalah potongan nama dari penemu pertama sumur tamba bernama Sri Ageng Babatama.

Itulah sekilas tentang asal-usul sebuah sumur yang berada di tengah jalan raya dan dikeramatkan oleh warga.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Channel YouTube Sasakala

Tags

Terkini

Terpopuler