Angka Putus Sekolah di Kabupaten Majalengka Tergolong Tinggi

7 Juli 2021, 12:00 WIB
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) kabupaten Majalengka, Aris Prayuda S.Pd. /Portal Majalengka/Pikiran Rakyat/Andra Adyatama

PORTAL MAJALENGKA – Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Majalengka, Aris Prayuda mengaku prihatin dengan tingginya angka putus sekolah di kabupaten Majalengka, khususnya di kecamatan Leuwimunding.

Menurut Aris, hasil penelusuran pihaknya dari satu sekolah SMP dari total yg lulus 70 persen masuk ke PKBM dari pada sekolah umum.

Pandemi Covid-19, menurut Aris, membuat membuat kegiatan belajar mengajar secara langsung ditiadakan dan dipindahkan menjadi metode belajar dari rumah.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Rabu 7 Juli 2021 untuk Capricorn Keuangan Seimbang, Aquarius dan Pisces Hindari Perdebatan

Namun hal ini justru membuat anak menjadi stres dan tertekan lantaran harus belajar bersama orang tuanya.

"Dan dari hasil diskusi virtual pun Forum Anak Majalengka juga banyak teman-temannya bilang mending kerja bahkan nikah daripada sekolah begini-begini saja," ujarnya.

Hal tersebut menjadi salah satu faktor tingginya angka putus sekolah dikalangan pelajar. Belum lagi ditambah pengaruh dari faktor lainnya.

Baca Juga: Warga Aceh Tewas Diinjak Gajah Liar, Alami Luka Berat Sekujur Tubuh

Sebelumnya, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur pulang kampung ke Leuwimunding Majalengka, Jawa Barat.

Namun Kiai Asep tampak heran ketika silaturahim dengan warga kampungnya. Ternyata banyak sekali anak putus sekolah di kampung halamannya. Ia menyebut ada murid sudah kelas IX berhenti sekolah. Ada juga yang kelas VIII dan VII berhenti dan seterusnya.

“Padahal sekolahnya gratis,” kata Kiai Asep dalam acara silaturahim di Gedung Madrasah Aliyah Unggulan Amanatul Ummah 02 Leuwimunding Majalengka. Kiai Asep memang mengratiskan semua murid di sekolah yang didirikan di kampung halamannya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Rabu 7 Juli 2021 untuk Aries Pergi untuk Berbisnis, Taurus dan Gemini Waspada di Tempat Kerja

Kiai Asep minta agar para guru bekerja lebih keras untuk memajukan Madrasah Aliyah Unggulan Amanatul Ummah 02.

Ia minta para guru bisa mengantar anak-anak didiknya berprestasi dan mengantar ke perguruan tinggi. Kiai Asep menarget ada tiga siswa Madrasah Aliyah Amanatul Ummah 02 diterima di Fakultas Kedokteran, di samping berbagai fakultas lain.

“Soal biaya dipikirkan nanti,” kata Kiai Asep yang mengaku akan menanggung separuh biaya kuliahnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 7 Juli 2021 untuk Libra Kesehatan Stabil, Scorpio dan Sagitarius Anda Harus Bahagia

Kiai Asep lalu menceritakan pengalaman pahitnya ketika masih kecil. Namun ia tetap punya tekad membara untuk menuntut ilmu.

Menurut dia, saat ditinggal wafat abahnya, KH Abdul Chalim, ia tak bisa melanjutkan sekolah karena tak ada yang membiyai. Saat itu ia duduk di bangku SMA.

“Akhirnya saya mengembara,” kata Kiai Asep. Ia pergi dari daerah ke daerah untuk mencari orang yang bisa memberikan pekerjaan dan makan agar bisa tetap belajar dan membaca. Ia mengaku membawa tas yang beratnya sekitar 30 kg. Isinya kamus bahasa Inggris dan bahasa Arab, di samping pakaian.

Baca Juga: PPKM Darurat, Strategi Penting Demi Turunkan Laju Penularan

Ternyata tak gampang mencari orang yang bisa menerima dan memberi makan. Sampai akhirnya ia kembali lagi ke Surabaya dan Sidoarjo. Karena semangat untuk mencari ilmu terus membaja ia akhirnya menjadi kuli bangunan.

“Saya menjadi kuli bangunan selama dua bulan agar bisa mendapatkan uang untuk daftar kuliah,” tuturnya. Bahkan sebelumnya ia sempat mau jual rokok di terminal Joyoboro Wonokromo Surabaya. Namun ia batalkan karena malu takut ketemu teman-teman sesama siswa SMA-nya.

Saat itu ia juga mengaku tak punya ijazah SLTA. “Saya pakai ijazah swasta, buat sendiri di pondok,” kata Kiai Asep disambut tawa yang hadir. “Karena buat sendiri nilainya 9 semua,” tambahnya.

Baca Juga: Guru Besar Universitas Al Azhar: Masyarakat Diminta Mengerti PPKM Darurat untuk Keselamatan Bersama

Namun saat ujian masuk kuliah ia paling banyak materi ujinya. “Karena ijazahnya swasta,” katanya. Meski demikian Kiai Asep bisa menjawab semua karena memang dikenal pintar.

Namun meski sudah berstatus mahasiswa Kiai Asep tak ada yang mau dimakan. “Apa yang mau dimakan besok belum tahu,” katanya. Ia mengaku berkali-kali jatuh karena kelaparan. Namun ia tak pernah menyerah. Ia punya cita-cita besar.

“Kalau anak-anak bapak dan ibu soal makan kan tak ada masalah, yang mau dimakan kan sudah ada,” kata Kiai Asep memberikan motivasi. “Bahkan sekolah gratis,” tambahnya.

Baca Juga: Menyangkut Nyawa Manusia, PPKM Darurat Harus Berhasil

Karena itu Kiai Asep minta agar kesempatan belajar gratis itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.***

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler