Mengintip Budidaya Bunga Sedap Malam di Majalengka, Ini 5 Keuntungannya!

- 27 September 2020, 14:00 WIB
Petani budidaya sedap malam di kelurahan Cijati Majalengka
Petani budidaya sedap malam di kelurahan Cijati Majalengka /Portal Majalengka/Pikiran Rakyat/Andra Adyatama

Sepinya permintaan bunga hanya terjadi pada saat bulan puasa, di bulan puasa nyaris tak pernah ada yang beli. Baru dua hari menjelang Lebaran permintaan mulai tinggi.

Sekarang, kata Aci, harga bunga sudah mencapai Rp 2.000 per tangkai, bunga pun tidak usah ditawarkan lagi pada pembeli namun pembeli yang memesan sendiri melalui sambungan telepon, serta pembayaran langsung ditransfer melalui bank.

Baca Juga: Pilkada Serentak 2020, Menakar Harta Kekayaan Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution

Dari hasil penjualan bunga tersebut, kini Aci mengaku sudah bisa naik haji bersama istrinya, menyekolahkan dua anaknya hingga lulus sarjana dan memperluas lahan sawahnya, yang silih berganti ditanami bunga.

Karena menurut Aci, tanaman bunga sedap malam tidak bisa terus dilakukan di satu tempat namun hanya bisa bertahan sekitar tiga tahun, setelah itu tanaman harus dipindah ke lahan baru bekas sawah.

Jika dipaksakan di lahan yang sama produksinya turun demikian juga dengan kualitas bunga. Karena kemungkinan tanaman jenuh.

Baca Juga: Adidas Bagi-bagi Hadiah ternyata Hoax

Selain menanam sedap malam, Aci berupaya menanam bunga denron yang juga permintaan daunnya cukup tinggi dan harganya mahal mencapai Rp 1.000 per lembar.

Sayangnya tanaman denron tak tahan dengan udara panas, sehingga pada musim kemarau tahun lalu tanaman bunga tersebut hampir seluruhnya mati karena kekurangan air.

“Saya menanam denron lumayan banyak, tapi kini tinggal beberapa pohon karena mati kekurangan pasokan air,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah