Cari Tahu Yuk! 5 Manfaat Pohon Aren yang banyak Terdapat di Majalengka

- 16 September 2020, 12:00 WIB
Pedagang Kolang-kaling di Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka
Pedagang Kolang-kaling di Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka /Portal Majalengka/Andra Adyatama

PORTAL MAJALENGKA - Pohon Aren yang tumbuh subur di dataran tinggi wilayah Majalengka bagian selatan tak disia-siakan manfaatnya oleh warga setempat.

Ada beberapa manfaat yang diambil dari pohon aren, selain buahnya yang bisa dijual untuk bahan es campur yakni buah Kolang Kaling.

Pohon Aren juga menghasilkan ijuk yang bisa diolah menjadi Sapu Ijuk.

Baca Juga: Bupati Majalengka: Kantor yang Sehat, Dimulai dari Bebas Asap Rokok

1. Buah Kolang-kaling Kuliner Favorit di bulan Ramadhan

Jika mendekati bulan puasa, para pengusaha kolangkaling di desa Cimeong Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka mulai memperbesar produksi kolangkaling agar tidak keteteran pesanan di bulan ramadhan.

Desa cimeong merupakan daerah  penghasil kolangkaling terbesar di Majalengka.

Baca Juga: Neraca Perdagangan Januari-Agustus Surplus 11,05 Miliar Dolar Amerika

Karena daerah tersebut banyak ditumbuhi pohon aren yang merupakan tanaman yang notabene tumbuh di daerah pegunungan.

Bukan hanya bulan Ramadhan saja, mengingat buah kolangkaling tidak mengenal musim. Hampir setiap hari saung produksi kolang kaling tetap 'ngebul' merebus buah kolangkaling sebelum dikupas dan dikeluarkan isinya.

Baca Juga: Luhut Ditugaskan Jokowi Turunkan Jumlah Kasus Covid-19 Dalam Dua Pekan

2. Tanpa Pengawet, Bisa Tahan Tiga Bulan

Pada bulan rajab atau sekitar sebulan sebelum bulan Ramadhan para pengusaha kolangkaling di desa Cimeong mulai mengebut produksi dikarenakan omset terbesar mereka adalah pada bulan suci Ramadhan.

Seperti yang diungkapkan bapak Eji atau H Iyan pengusaha kolangkaling yang sudah terkenal di Cimeong. Dirinya dengan dibantu beberapa pegawainya sudah mulai mengebut produksi kolangkaling untuk stok di bulan ramadhan.

"Mendekati bulan puasa, setiap tahun kita mulai memperbesar produksi sebagai stok supaya tidak keteteran permintaan di bulan puasa", ujar H Iyan, Rabu 16 September 2020.

Baca Juga: Awas Saru! Seragam Satpam Kini Mirip Dengan Polisi Lengkap Dengan Pangkatnya

Pria paruh baya yang sudah menggeluti usaha kolangkaling selama 30 tahun itu menjelaskan, jika pada hari-hari di bulan biasa ia hanya bisa menjual 50-100 kg namun di bulan ramadhan setiap harinya ia bisa menjual 200-400 kg per hari.

Harga kolangkaling sendiri sekarang berkisar 10 ribu per kg untuk pengecer dan 7 ribu per kg untuk pemborong yang akan dijual kembali.

"Hari-hari biasa hanya mampu terjual 50-100 kg paling banyak dan dibulan puasa bisa 3-4 kali lipat dan untuk harganya di bandrol 10 ribu per kg pengecer dan 7 ribu untuk yang dijual lagi," jelasnya.

Baca Juga: Tuntaskan Data Kependudukan, BPS Sisir Para Tunawisma di Kabupaten Majalengka

Lebih lanjut H Iyan menambahkan, dalam produksi kolangkaling gampang-gampang susah. Kolangkaling bisa tahan sampai dua bulan tanpa bahan pengawet hanya dengan teknik penyimpanannya yang harus diperhatikan.

Serta dalam harus pas dalam waktu pemetikan buah kolangkaling yang tidak boleh terlalu muda dan terlalu tua.

"Kolangkaling tahan dua bulan dengan teknik penyimpanan sederhana, kolangkaling harus pas tidak boleh terlalu muda karena lembek dan tidak boleh terlalu tua karena keras (mejeuhna)," ujarnya.

Baca Juga: Tuntaskan Data Kependudukan, BPS Sisir Para Tunawisma di Kabupaten Majalengka

3. Bisa Dibuat Sapu Ijuk dan Sapu Lidi

Salah satu desa penghasil Sapu Ijuk di wilayah selatan Majalengka adalah Desa Cimeong Kecamatan Banjaran.

Di desa ini ada salah satu Inohong pembuat Sapu Ijuk yang namanya terkenal sejak tahun 1975  di Kecamatan Banjaran. Dia adalah Oman Abdurrohman (58).

Menelusuri keberadaan Inohong Sapu Ijuk tidaklah sulit.

Baca Juga: ASN ini Ngambek Ketika Terkena Razia Masker

Oman dan keluarganya membuka usaha sederhana yang menjual Sapu Ijuk di Jalan Raya Banjaran Dusun Mekar Asih Desa Cimeong RT 002 RW 05 Kecamatan Banjaran.

Selain berjualan Sapu Ijuk hasil karyanya sendiri Oman juga menjual Cengkeh dan buah musiman seperti Durian jika musimnya sudah tiba.

"Saya adalah pembuat sapu ijuk tertua di Desa Cimeong ini. Sejak tahun 1975 sudah menekuni pembuatan Sapu Ijuk.

Baca Juga: Bunga 0 Persen Pegadaian Lanjut Sampai Desember

Dulu jaman masih muda dan usaha sedang sangat bagus. Dalam 4minggu bisa membuat sapu hingga 2000 buah untuk dipasarkan di pasar Kadipaten," ujarnya.

Oman menerangkan, kerajinan Sapu Ijuk yang berbahan dasar dari Ijuk pohon Aren.

Jika melihat dari silsilah Ijuk bisa dilihat saat dahan muda dari pohon Aren muncul, setiap dahan yang muncul sambung Oman dahan bagian bawah akan terbungkus Ijuk dan Ijuk akan diambil setelah masa 3 atau 4 bulan.

Baca Juga: Wapres : Santri Berperan Mendamaikan Dunia

Ayah 3 anak ini juga mengatakan, untuk mendapatkan bahan dasar Ijuk ia tidak hanya mengandalkan dari pohon Aren yang ia miliki tapi juga membeli dari petani sekitar dengan harga 3.500 rupiah hingga 4ribu rupiah/Kilogramnya.

Ijuk yang masih berbentuk gulungan itu biasanya sengaja disimpan di pinggir jalan raya untuk menandai bahwa disitu ada pengrajin Sapu Ijuk.

"Untuk Ijuk kualitas bagus biasanya memiliki pancang sekitar 80 centimeter. Sementata untuk Ijik berukuran 70 centimeter hingga 40 centimeter adalah Ijuk berkualitas sedang. Untuk Ijuk berkualitas bagus dari 2kiligram bahan baku Ijuk bisa menghasilkan 3 buah sapu, dengan harga jual Rp 50 ribu rupiah/buah," terangnya.

Baca Juga: Lagi, Pangkas Birokrasi Pemerintah Bubarkan 13 Lembaga Negara

Sementara untuk bahan-bahan penunjang seperti gagang sapu, tali maupun tutup lakop (penjepit ijuk bagian bawah dari bahan plastik) sejak dulu ia sudah memiliki pelanggan tetap yang memasok ke rumahnya.

"Semua bahan saat ini siap pakai, saya tinggal merangkai saja bisa dengan menjait Ijuk (untuk sapu mahal) atau cukup memasang lakop dan memakunya saja," tuturnya.

Oman menambahkan untuk pemasaran selain ia membuka toko di pinggir jalan raya ia juga memanfaatkan moment arus mudik dan arus balik lebaran sehingga sapu ijuknya banyak dijadikan oleh-oleh untuk dibawa ke kota.

Baca Juga: Lagi, Pangkas Birokrasi Pemerintah Bubarkan 13 Lembaga Negara

Juga memanfaatkan tahun ajaran baru dalam memanfaatkan tahun ajaran baru terpaksa Oman harus mengunjungi tiap sekolah.

"Alhamdulillah berkah lebaran untuk Sapu Ijuk bisa dibeli pemudik. Sehingga setiap menghadapi lebaran sedikitnya saya harus punya stok 10kodi dengan kualitas yang bagus," tandasnya.

Oman berharap diusianya yang sudah tidak muda lagi, ada generasi muda yang mau belajar membuat Sapu Ijuk seperti yang juga ia ajarkan pada ketiga anak dan menantunya yang akan jadi penerusnya.

Baca Juga: Setelah Waketum Gerindra, Kini Giliran Golkar yang Komentari Kebijakan Anies Baswedan

4. Daun Kawung

Selain manfaat diatas, pohon aren juga bermanfaat, daunnya bagi orang jaman dulu dimanfaatkan untuk rokok sebagai pembungkus bakau.

Orang jaman dulu merokok menggunakan daun kawung, sebutan untuk daun pohon aren.

Daun aren yang tua bisa di gunakan untuk membuat atap rumah sedangkan yang muda bisa digunakan untuk penganti kertas untuk membuat rokok manual.  

Lidi dari daun aren bisa digunakan juga untuk sapu lidi, kerajinan tangan yang di buat dengan menggunakan lidi aren dan bisa mempunyai nilai jual yang tinggi.

Baca Juga: Resep Membuat Odading, Makanan yang lagi Ngetren Setelah Viral Odading Mang Oleh

5. Batang Aren

Kayu atau batang aren bisa digunakan untuk membuat paapan untuk kebutuhan bahan bangunan.

Disamping itu batang aren bisa di gunakan untuk membuat pati aren atau sering di sebut tepung aren

Tepung aren ini bisa di gunakan untuk bahan makanan, komestik, bahan baku industri, pakan ternak. 

Baca Juga: Desa Mirat Mulai Buka Sebagian Wilayah Pasca Lock Down

Adapun cara membuat tepung aren yaitu batang aren di belah menjadi dua setelah di belah di giling dengan menggunakan mesin giling setelah itu serat.

Serat di rendam dengan air dan diperas di suatu tempat atau bak, setelah itu didiamkan sekitar satu hari hingga pati aren mengendap setelah mengendap semua kuras air dan ambil pati tersebut lalu keringkan.

Serat-serat yang tidak di gunakan bisa dibuat untuk pakan ternak, banyak gizi yang bagus buat pertumbuhan hewan ternak dan juga buat membudidayakan cacing.***

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x