Apa Saja Sunnah Wudhu Menurut Madzhab Syafii? Simak Penjelasannya

- 20 Maret 2023, 12:04 WIB
Ilustrasi. Apa Saja Sunnah Wudhu Menurut Madzhab Syafii? Simak Penjelasannya
Ilustrasi. Apa Saja Sunnah Wudhu Menurut Madzhab Syafii? Simak Penjelasannya /Pixabay/mucahityildiz

PORTAL MAJALENGKA - Untuk menyempurnakan wudhu selain harus melaksanakan rukunnya juga perlu melengkapi dengan sunnah wudhu.

Maksud sunnah wudhu yaitu hal-hal yang diutamakan atau dianjurkan dalam wudhu. Sunnah wudhu ini pada dasarnya bisa ditinggal tanpa berakibat gugur sah wudhunya.

Sunnah wudhu apabila dikerjakan akan lebih utama dan mendapat pahala dari kesunnahan yang dilakukannya.

Baca Juga: Ramadan 2023 Sudah Dekat, Riset Snapcart Ungkap E-Commerce yang Jadi No.1 Pilihan Pengguna

Dikutip Portal Majalengka dari buku Fiqih wudhu versi Madzhab Syafi’iyah, penulis : Muhammad Ajib, Lc., MA, di antara yang termasuk sunnah wudhu dalam Madzhab Syafi’iy adalah sebagai berikut:

A. Menghadap Kiblat

Arah kiblat termasuk arah yang mulia dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab dan kitab al-Fiqhu al-Manhaji Alaa Madzhabi al-Imam Asy-Syaafi’iy disebutkan bahwa arah berwudhu disunnahkan untuk menghadap kiblat.

Kendati demikian kalau memang tidak dapat melakukan seperti itu, tidak kemudian menjadikan wudhu tersebut tidak sah.

Wudhu dengan arah bukan kiblat tetap sah, hanya saja seseorang yang melakukannya tidak mendapatkan pahala dari sunnahnya menghadap kiblat.

Baca Juga: TIPS Jaga Kesehatan Tubuh Jelang Puasa Ramadhan, Bisa Diterapkan dari Sekarang

B. Bersiwak

Bersiwak atau menyikat gigi setiap kali mau berwudhu juga termasuk dalam sunnah wudhu.

Kesunnahan akan bersiwak ini disebut dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab karya Imam an-Nawawi (w. 676 H) dan juga kitab Kaasyifatus Sajaa karya Syaikh Nawawi al-Bantani (w. 1314 H).

Dasar kesunnahan bersiwak ini sesuai dengan hadits shahih yang diriwayakan Imam Bukhari & Muslim berikut:

عن أيب هريرة - رضي هللا عنه - عن النيب - صلى هللا عليه وسلم - قال: "لوال أن أشق على أميت ألمرهتم ابلسواك مع كل وضوء. رواه البخاري و مسلم.

Dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi SAW beliau bersabda: Seandainya tidak memberatkan ummatku maka sungguh akan aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali
wudhu. (HR. Bukhari & Muslim).

Baca Juga: Merdeka dari Desa, Ketua Forum Bumdes Indonesia Kabupaten Cirebon Optimistis Bentuk Holding Bumdes

C. Membaca Basmallah

Hal sunnah wudhu juga dinwlaskan dalam kitab Taqrib karya Imam Abu Syuja’ (w. 593 H). Dalam kitab tersebut disebutkan bahwa membaca basmallah sebelum berwudhu termasuk salah satu sunnah wudhu.

Kesunnahan tersebut sesuai dengan hadits hasan riwayat Imam An-Nasa’i Dari sahabat Anas Radhiyallahu ‘Anhuma, Rasulullah SAW bersabda: Berwudhulah dengan menyebut nama Allah. (HR. An-Nasa’i).

Baca Juga: Manfaaat Buah Kurma saat Sahur dan Berbuka Puasa Bulan Ramadhan, Mampu Tahan Lapar dan Dahaga

D. Melafadzkan Niat Wudhu

Menurut Imam an-Nawawi (w. 676 H) dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab menyebutkan bahwa melafadzkan niat wudhu sebelum berwudhu termasuk sunnah wudhu.

Dengan melafadkan niat wudhu dapat mempertegas niat dalam hati ketika membasuh wajah.

Lafadz niat wudhu yang diucapkan
redaksinya sebagai berikut:

"نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

" Nawaitul wudhuu-a liraf'll hadatsil ashghari fardhal lilaahi ta'aalaa"

Artinya: "Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardu karena Allah."

Baca Juga: Inilah Manfaat Sari Kurma untuk Kesehatan Tubuh, Lancarkan Pencernaan Salah Satunya

E. Membasuh Kedua Telapak Tangan

Diisebutkan dalam kitab Taqrib karya Imam Abu Syuja’ (w. 593 H), diantara beberapa sunnah wudhu adalah membasuh kedua telapak tangan saat awal berwudhu.

Dasar dalil yang menguatkan pendapat tersebut adalah hadits shahih riwayat Imam
Bukhari & Muslim:

عن أيب هريرة رضي هللا عنه أن النيب صلى هللا عليه وسلم قال: إذا استيقظ أحدكم من منامه فال يغمس يده يف اإلانء حىت يغسلها فإنه ال يدري أين ابتت يده. رواه البخاري

Dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi SAW beliau bersabda: Jika salah satu dari kalian bangun dari tidur maka janganlah memasukkan kedua tangan ke dalam wadah air hingga dia mencucinya terlebih dahulu. Sebab dia tidak tahu dimana tangannya tadi malam. (HR. Bukhari & Muslim).

Baca Juga: BAGAIMANA Pendapat Para Ulama Berkaitan Rukun Wudhu? Simak Penjelasannya

F. Berkumur-kumur

Berkumur merupakan salah satu sunnah wudhu, hal ini juga disebutkan dalam kitab Taqrib karya Imam Abu Syuja’ (w. 593 H).

Pendapat tersebut didasarkan pada hadits shahih riwayat Imam Bukhari & Muslim:

Dari Humran bahwa Utsman ra meminta air
wudhu: … Lalu berkumur-kumur dan menghirup air dengan hidung dan menghembuskannya keluar …Kemudian Utsman berkata: Saya melihat Rasulullah saw berwudhu seperti wudhu-ku ini.
(HR. Bukhari Muslim).

Baca Juga: Berikut Ini 6 Manfaat Buah Kurma bagi Kesehatan Tubuh, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

G. Istinsyaq

Di dalam kitab Taqrib karya Imam Abu Syuja’ (w. 593 H), juga disebutkan bahwa Istinsyaq termasuk sunnah wudhu.

Maksud dari Istinsyaq adalah menghirup air ke dalam hidung. Dasar yang menyatakan istinsyaq termasuk sunnah wudhu adalah hadits shahih riwayat Imam Bukhari & Muslim sebagaimana dalil berkumur-kumur diatas.

Dari Humran bahwa Utsman ra meminta air
wudhu: … Lalu berkumur-kumur dan menghirup air dengan hidung dan menghembuskannya keluar …Kemudian Utsman berkata: Saya melihat Rasulullah saw berwudhu seperti wudhu-ku ini.
(HR. Bukhari Muslim).

Baca Juga: RAIH RAMADHAN BERKUALITAS, Lakukan 4 Persiapan Penting Ini

H. Mengusap Seluruh Kepala

Disebutkan pula dalam kitab Taqrib karya Imam Abu Syuja’ (w. 593 H) bahwa mengusap seluruh bagian kepala merupakan salah satu dari sunnah wudhu.

Dalil yang mendasari hal tersebut adalah hadits shahih yang djriwayatkan Imam Bukhari & Muslim sebagai berikut:

Dari Abdullah bin Yazid bin Ashim ra tentang cara berwudhu, dia berkata: “Rasulullah saw mengusap kepalanya dengan kedua tangannya dari muka ke belakang dan dari belakang ke muka.”

Dalam lafaz lain, “Beliau mulai dari bagian depan kepalanya sehingga mengusapkan kedua tangannya sampai pada tengkuknya lalu mengembalikan kedua tangannya ke bagian semula.” (HR. Bukhari Muslim)

Baca Juga: Jangan Makan Buah Pisang jika Kondisi Anda Mengalami Ini

I. Mengusap Kedua Telinga

Masih dalam kitab Taqrib karya Imam Abu Syuja’ (w. 593 H) disebutkan pula bahwa mengusap kedua telinga termasuk dalam sunnah wudhu.

Ketika mengusap telinga maka disunnahkan
untuk menggunakan air yang baru. Maksudnya air yang digunakan bukan bekas usapan kepala.

Kesunnahan dari hal itu dikuatkan dengan hadits shahih riwayat Imam Ibnu Majah:

Dari Ibnu Abbas: Bahwa Nabi saw mengusapkepala dan dua telinganya. Beliau memasukkan dua jari telunjuk (ke bagian dalam daun telinga), sedangkan kedua jempolnya ke bagian luar daun
telinga. Beliau mengusap sisi luar dan dalam telinga. (HR. Ibnu Majah).

Baca Juga: Inilah Manfaat Kulit Buah Pisang untuk Kesehatan Kulit, Salah Satunya Atasi Gatalan

Selain hadits diatas juga dikuatkan dengan hadits shahih lain yang diriwayatkan Imam al-Hakim:

Dari Abdullah bin Zaid al-Anshari, bahwa dirinya pernah melihat Rasulullah saw berwudhu, lalu membasuh kedua telinganya dengan air yang baru, bukan air bekas membasuh kepalanya. (HR. Hakim)

J. Menyela Jenggot & Jari

Beberapa sunnah wudhu lain juga disebutkan dalam kitab Taqrib karya Imam Abu Syuja’ (w. 593 H) yakni menyela jenggot yang lebat dan menyela jari-jari tangan dan kaki.

 

Dasar dari kesunnahan ini adalah hadits shahih riwayat Imam Abu Dawud & Imam al-Baihaqi:

Dari Anas bin Malik: Bahwa Nabi saw bila
berwudhu mengambil secukupnya dari air, dan memasukkannya ke bawah dagunya dan meresapkan air ke jenggotnya. Beliau bersabda: "Beginilah Tuhanku memerintahkanku.” (HR. Abu Daud dan Baihaqi).

Baca Juga: Inilah 10 Buah yang Cocok Dikonsumsi Saat Bulan Ramadhan, Mampu Cegah Dehidrasi dan Jaga Imun

Sementara dasar kesunnahan menyela pada jari tangan dan kaki, (takhlil al-ashabi’), adalah hadits berikut:

Dari ‘Ashim bin Laqith, dari ayahnya (Laqith), ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Jika engkau berwudhu, ratakanlah wudhu dan basahi sela-sela jari dengan air. (HR. Tirmizi, Nasa’i, dan Abi Dawud)

K. Mendahulukan Bagian Kanan

Diisebutkan dalam kitab Taqrib karya Imam Abu Syuja’ (w. 593), mendahulukan bagian kanan dari anggota yang kiri termasuk sunnah wudhu.

Kesunnahan mengenai hal tersebut didasarkan pada hadits shahih berikut :

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Bila kalian berpakaian dan berwudhu maka mulailah dari bagian-bagian kananmu. (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Baihaqi)

Baca Juga: 6 Rukun Wudhu Menurut Madzhab Syafii, Begini Penjelasannya

L. Membasuh & Mengusap 3 Kali

Sunnah wudhu lain yang yang disebutkan. dalam kitab Taqrib yaitu membasuh atau mengusap 3 kali.

Dasar kesunnahan wudhu ini adalah hadits shahih berikut :

Dari Ibnu Umar, ia berkata: Bahwa Nabi saw
membasuh anggota wudhu masing-masing satu kali lalu bersabda: “Ini adalah amal yang Allah swt tidak akan menerimanya kecuali dengan cara ini.”

Kemudian beliau membasuh masing-masing dua kali dan bersabda: "Ini yang membuat Allah melipat-gandakan amal dua kali lipat."

Baca Juga: SUBHANALLAH, Bersyukurlah Orang yang Menjaga Wudhu, Ini Manfaatnya bagi Kesehatan Tubuh

Kemudian beliau membasuh masing-masing tiga kali dan bersabda: “Ini adalah wudhu'ku dan wudhu'nya para Nabi sebelumku.” (HR. Daruquthuni)

M. Muwalah

Sunnah wudhu lainnya yang juga disebutkan dalam kitab taqrib adalah muwalah. Arti muwalah adalah berwudhu secara
berkesinambungan tanpa jeda atau putus-putus.

Kesunnahan ini berdasar atas perbuatan Nabi SAW dalam setiap wudhu. Adapaun Jika sampai terjeda wudhu tetap sah.

Semisal terjadi saat membasuh muka mendadak air habis dan terpaksa berhenti karena perlu mencari air dulu di tempat lain.

Dengan begitu wudhu menjadi terjeda atau tidak muwalah, yang demikian masih tetap sah dengan melanjutkan urutan berikutnya. Dan agar lebih utamanya sebaiknya diulang kembali dari awal.

Baca Juga: Cara Atasi Kondisi Air Akuarium Ikan Mas Koki Kotor dan Keruh dengan Sederhana Ini

N. Ad-Dalku

Sunnah wudhu berikutnya disebutkan dalam kitab al-Fiqhu al-Manhaji Alaa Madzhabi al-Imam Asy-Syaafiii yaitu ad-Dalku.

Ad-Dalku yang dimaksud adalah memijit atau menggosok-gosok dengan tangan.

Sebagai dasar kesunnahan ini adalah hadits shahih berikut:

Dari Abdullah bin Zaid: bahwa Nabi saw
mengambil seperti mud air, yang digunakan untuk menggosok lengannya. (HR. Ibnu Khuzaimah. AlA’zhami berkata: Isnadnya shahih).

Selain itu dasar hadits shahih lainnya juga adalah:

عن عبد هللا بن زيد - رضي هللا عنه - أن رسول هللا - صلى هللا عليه وسلم - توضأ، فجعل يقول هكذا، يدلك.« )رواه أمحد(

Dari Abdullah bin Zaid: bahwa Nabi saw berwudhu dan melakukan gosokan. (HR. Ahmad).

Baca Juga: Manfaat Buah Pisang Kepok untuk Penderita Diabetes Jika Dikonsumsi Rutin, Solusi Mudah dan Murah

O. Berdoa Setelah Wudhu

Sunnah wudhu lain jga disebutkan dalam kitab Imta’ul Asmaa’ Fii Syarhi Matni Abi Syujaa’ karya Dr. Syifaa’ binti Dr. Hasan Hito yakni berdoa setelah wudhu.

Dasar dari kesunnahan ini adalah hadits shahih berikut:

Dari Umar, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Siapa pun di antara kalian yang berwudhu, dan menyempurnakan wudhunya, lalu membaca:

“asyhadu alla ilaaha illallahu wahdahuulaa
syariikalah, wa asyhadu anna muhammadan
abduhu wa rasuuluh …”, pasti akan dibukakan baginya pintu-pintu surga. (HR. Muslim dan Tirmizi).

Baca Juga: Manfaat Buah Pisang Ambon untuk Penderita Asam Lambung Jika Dikonsumsi Secara Rutin, Kamu Harus Coba

Dalam riwayat Tirmidzi ditambahkan
bacaan: “Allahummaj’alni minat tawwabiina
waj’alni minal mutathohhiriin.” (HR. Tirmizi).
Wallahu a’lam.***

Ikuti selengkapnya artikel kami di Google News

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku Fiqih Wudhu Versi Madzhab Syafi’iyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x