Makna Filosofis di Balik Karakteristik Tokoh Humoris Pewayangan Jawa: Punakawan

- 17 Februari 2023, 17:51 WIB
 Ilustrasi Makna Filosofis di Balik Karakteristik Tokoh Humoris Pewayangan Jawa: Punakawan
Ilustrasi Makna Filosofis di Balik Karakteristik Tokoh Humoris Pewayangan Jawa: Punakawan /Tangkapan layar YouTube Faiz Pedia

Petruk menjadi anak kedua yang diangkat oleh Semar. Petruk juga memiliki nama lainnya yakni kantong bolong yang artinya suka berderma.

Punakawan Ia yang satu ini merupakan sosok yang bisa mengasuh, merahasiakan masalah, jadi pendengar yang baik, dan selalu membawa manfaat bagi orang lain.

Dikisahkan dalam sebuah cerita waktu ada pembangunan candi saptaarga, kondisi istana kerajaan ditinggalkan dalam keadaan kosong.

Kesempatan itu digunakan mustokoweni untuk mengambil jimat kalimosodo milik dan merupakan lambang keagungan dari Pandawa.

Untungnya pencurian tersebut diketahui oleh Bambang Irawan putra dari Arjuna.

Bersama Petruk jimat kalimosodo akhirnya berhasil direbut. Kemudian jimat tersebut dititipkan Bam ang Irawan pada Petruk. Nahasnya barang tersebut kembali hilang.

Petruk pun berusaha keras untuk mencari dan akhirnya berhasil ditemukan kembali.
Ia pun meminta maaf pada Pandawa atas kelalaiannya dalam menjaga jimat tersebut.

Dari kisah itu tindakan Petruk mengingatkan bahwa dalam hidup ini kita harus tberani,, bertanggungjawab dan amanah.

Kalaupun kita melakukan kesalahan kita jangan sungkan untuk mengakuinya dan siap dengan segala konsekuensinya dan sepantasnya memohon maaf atau ampun atas kelalaian yang diperbuatnya. 

Tokoh Bagong

Tokoh punakawan yang terakhir adalah Bagong. Merupakan anak ketiga yang diangkat oleh Semar.

Sesuai permintaan dua anaknya Gareng dan Petruk, Tokoh Punokawan Bagong oleh Sanghyang tunggal kemudian dimunculkan dari bayangan Semar sendiri.

Halaman:

Editor: Muhammad Ayus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x