Gus Dur mengungkapkan, amalan tersebut diambil dari Sayyid Jamaluddin Husaini atau Syekh Jumadil Kubro yang merupakan leluhur Walisongo.
Gus Dur sendiri masih keturunan Syekh Jumadil Kubro.
Baca Juga: Ide Unik Prajurit Mataram Islam Menjadi Asal-usul Nama Desa di Kecamatan Kadipaten Majalengka
Beliau adalah pembuka jalan hadirnya Islam di berbagai penjuru Nusantara, termasuk di Sulawesi Selatan.
Gus Dur mempunyai jalur nasab menuju Syekh Jumadil Kubro melalui jalur ayah juga ibunya.
Baik dari jalur Kiai Hasyim Asy'ari maupun jalur Kiai Bisri Syansuri, sama-sama sampai kepada Syekh Jumadil Kubro atau Sayyid Jamaluddin Husaini.
Doa ini adalah doa pendek yang biasa dibacakan juga oleh pendiri NU KH Muhammad Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang.
Juga dibacakan Sunan Ampel guru dari Sunan Gunung Jati yang merupakan anggota Walisongo.
Doa ini diambil dari Surat Kahfi dan dibaca dengan cara diulang-ulang.
Tapi sebelum membaca doa ini harus dibacakan Fatihah juga yang dikhususkan untuk Sayid Jamaludin Husaini yang merupakan Mbahnya Gus Dur.