Petatah Petitih Sunan Gunung Jati, Ternyata Memuliakan Pusaka Bagian dari Tatakrama

- 16 Oktober 2022, 09:10 WIB
Masjid Agung Sang Cipta Rasa, jejak dakwah Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam.
Masjid Agung Sang Cipta Rasa, jejak dakwah Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam. /Husain Ali/Portal Majalengka

PORTAL MAJALENGKA - Pemimpin biasa pada umumnya mewariskan harta benda kepada anak cucunya. Sementara, pemimpin besar mewariskan ajaran nilai moral bagi orang sesudahnya.

Sunan Gunung Jati merupakan tipe pemimpin besar yang lebih mengutamakan ajaran nilai moral untuk diwariskan kepada generasi berikutnya.

Salah satu petatah petitih Sunan Gunung Jati yang diwariskan kepada orang sesudahnya yakni pesan untuk bersikap sopan dan bertatatkrama. Termasuk tatakrama dan sikap kita dalam menyikapi peninggalan pusaka.

Baca Juga: Ini Tugas Syekh Magelung Sakti Dikirim Sunan Gunung Jati ke Wilayah Cirebon Bagian Utara

Berikut adalah petatah petitih Sunan Gunung Jati mengenai kesopanan dan tatakrama:

1. Menghormati orang tua

Menghormati orang tua bukan hanya sekadar sebagai orang yang dituakan. Melainkan menghormati ajaran dan nasihat yang disampaikannya untuk kebermanfaatan.

Sebagai contoh, Sunan Gunung Jati adalah seseorang yang sangat menghormati orang tuanya. Meski jika dilihat dari segi usia, beliau sudah sangat mapan dan dewasa.

Baca Juga: Keramat Wali Gus Dur Prediksikan Prabowo Subianto Jadi Presiden di Usia Tua, Bakal Terbukti di 2024?

Meski demikian, beliau selalu meminta izin pada ibundanya saat akan melakukan pengembaraan untuk mempelajari ilmu agama Islam.

Islam mengajarkan bahwa menaati orang tua serta berbuat baik pada keduanya dengan tulus dan tidak menyakiti hatinya dengan sikap atau ucapan yang dapat menyinggung perasaannya menempati urutan kedua setelah Allah SWT.

2. Menghormati leluhur

Pesan ini mengandung nilai, moral, tradisi, dan budaya yang diwariskan oleh para leluhur. Tujuannya yakni untuk kebaikan dan kemaslahatan masyarakat.

Baca Juga: Abu Nawas Mampu Beri Pelajaran pada Baginda Raja Hanya dengan Gentong Air

Dalam pengertian yang lebih sempit, leluhur adalah mereka yang telah berjasa membabat hutan dan membuka perkampungan.

Sedangkan, dalam pengertian yang lebih luas, leluhur adalah para pemimpin dan pendiri bangsa yang telah berjasa dalam meletakkan dasar peradaban suatu bangsa.

Dalam artian lain, menghormati leluhur bermakna melestarikan peninggalan-peninggalan dan memanifestasikan nilai-nilai yang ditinggalkannya.

Baca Juga: Kisah Apesnya Abu Nawas, Kebunnya Rusak Gara-gara Sapi

3. Menghormati, menyayangi, dan memuliakan pusaka

Pusaka dalam pengertian ini dibagi ke dalam dua bagian. Pertama, pusaka dalam wujud fisik dan pusaka dalam wujud nilai-nilai.

Bagi umat Islam, pusaka yang paling berharga adalah Alquran dan Sunnah Nabi. Sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah, "Saya tinggalkan dua pusaka bagi umatku; barang siapa yang berpegang teguh pada keduanya, ia akan memperoleh kebahagiaan dan kedamaian dunia akhirat".

Baca Juga: Kontribusi Belanda terhadap Adanya PKI di Indonesia, Dimulai Tahun 1912

Rasullullah meninggalkan Alquran dan Sunnahnya dengan tujuan agar umat Islam memiliki pedoman hidup dan menanamkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Sama seperti halnya Sunan Gunung Jati yang meninggalkan petatah petitih untuk masyarakat Islam agar dapat menjalankan hidup yang penuh makna dan bermanfaat bagi banyak orang.

4. Menghormati tamu

Memuliakan tamu merupakan nilai moral yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam.

Baca Juga: Ikan Channa Orna Pilihan Tepat Buat Para Cewek Keepers

Sebagai seorang waliyullah, Sunan Gunung Jati tentunya memahami cara bersikap yang baik dalam hal memuliakan tamu.

Salah satu sikap Sunan Gunung Jati ketika memuliakan tamunya dapat terlihat dari kebijakan politiknya. Yaitu dengan menjadikan Pelabuhan Muara Jati dan Pelabuhan Talang sebagai pelabuhan yang terbuka untuk semua kalangan.

Hal itu merupakan upaya Sunan Gunung Jati untuk menghargai budaya dan tradisi yang datang dari luar, serta individu-individu yang berlainan agama.***

Editor: Husain Ali

Sumber: Buku Jalan Hidup Sunan Gunung Jati karya Eman Suryaman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah