Di rumah Kyai Djazuli seperti ada acara besar. Karena ayam, kambing disembelih dan diolah demi kehadiran Gus Miek.
Saudara-saudara Gus Miek sedikit merasa iri. Kyai Djazuli pun memahami sikap putra-putrinya yang lain tersebut. Namun, Kyai Dzajuli hanya melaksanakan pinta dari orang-orang yang bersedekah.
Maka sang ayah wajar jika gelisah akan masa depan anak-anaknya. Kyai Djazuli khawatir, nantinya ada rasa yang tak mengenakkan seperti cerita Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya.
Baca Juga: Mengenal Ibnu Bathutah, Sosok Sejarawan Muslim Terbesar
Akhirnya Kyai Djazuli membawa Gus Miek sowan ke gurunya Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari atau Mbah Hasyim di Tebuireng Jombang. Selain pendiri Pondok Pesantren Tebuireng, Mbah Hasyim juga merupakan tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
"Ada apa Li, kok kamu bawa Miek?," tanya Mbah Hasyim Asy'ari.
"Ini Kyai, keberadaan Miek aku khawatir jangan-jangan setelah aku mati anak-anakku tak akur seduluran," jawab Kyai Djazuli.
Baca Juga: Hatur Nuhun Abah Obet, Persib Bandung dan Robert Alberts Resmi Menyudahi Kebersamaan
"Lho masa kamu lupa, dulu saat kamu kumpul dengan istrimu kan kamu berdoa dan membayangkan gurumu yang di Mekkah. Nah Miek ini fotokopinya gurumu itu," tutur Mbah Hasyim Asy'ari.