Saudaranya yang lain, dr. Umar Wahid, dipanggil dan Gus Dur dilarikan ke rumah sakit.
Umar mengumpulkan teman-temannya dan malam itu ahli bedah syaraf terbaik di Indonesia berkumpul di rumah sakit untuk berunding dengan Umar.
Baca Juga: Keramat Sunan Gunung Jati saat Tombak Ki Cuntang Barang Diarahkan ke Dadanya, Tepis dengan Senyuman
Tampaknya Gus Dur tak akan bertahan hidup. Tekanan darahnya meningkat hingga ke taraf fatal dan denyut nadi serta tanda-tanda vital lainnya menunjukkan nyaris menghadapi maut.
Gus Dur didiagnosis menderita stroke berat.
Satu-satunya cara mengatasinya adalah dengan melakukan pembedahan darurat. Dengan memasukkan pipa plastik guna mengeluarkan cairan dari tengkorak kepalanya.
Baca Juga: INILAH Bedanya Cupang Hias dan Cupang Aduan, Pemula Perlu Paham
Namun, malam itu tak mungkin dilakukan pembedahan. Karena bila dilakukan bisa mengakibatkan kematian.
Mereka memutuskan menunggu hingga pagi keesokan harinya. Ketika pagi tiba, Umar meminta para ahli bedah syaraf untuk melakukan pembedahan.
Mereka protes. Karena bagi mereka, hal ini mengandung banyak risiko dan sang pasien akan meninggal di meja operasi.