PORTAL MAJALENGKA - Dalam catatan sejarah dan cerita legenda masyarakat Jawa, tokoh Raden Rahmat atau yang masyhur dikenal Sunan Ampel berasal dari Champa.
Karena itu, jejak-jejak tradisi keagamaan Champa muslim sampai saat ini masih bisa dilihat pada tradisi masyarakat muslim tradisional di pesisir utara Jawa yang menjadi wilayah dakwah Sunan Ampel.
Pengaruh dakwah Islam Sunan Ampel dengan putra, saudara, menantu, kemenakan, serta murid-muridnya yang tersebar di berbagai tempat tidak diragukan lagi kontribusinya. Perubahan sosio-kultural-religius dalam lingkungan masyarakat Jawa terjadi.
Baca Juga: Hasil Didikan Para Wali dan Sunan Ampel Menjadikan Sunan Kalijaga Sebagai Wali Nyentrik
Dahulu masyarakat Jawa mengikuti adat dan tradisi keagamaan Majapahit yang memiliki corak Hindu-Buddha dan Kapitayan. Seiring waktu mengalami perubahan ke Islam yang bercorak Champa.
Meski demikian, Sunan Ampel tidak mengubah secara radikal adat istiadat masyarakat Jawa dalam dakwahnya. Ia mengedepankan akulturasi budaya. Adat dan tradisi masyarakat yang tidak bertentangan dengn nilai Islam tetap dilestarikan.
Tradisi-tradisi masyarakat Jawa warisan Sunan Ampel yang masih banyak diselenggarakan antara lain:
Kenduri
Dalam tradisi keagamaan orang Majapahit, tradisi ini merupakan upacara peringatan terhadap orang yang sudah meninggal atau dikenal dengan istilah "Sraddha".