Borosngora dibawa ke Mekkah dan menjadi muslim.
Borosngora hidup antara tahun 600-700 Masehi, semasa dengan Ali bin Abu Thalib.
Baca Juga: Keramat Syekh Nawawi Al-Bantani: Hanya dengan Menujukkan Jarinya, Ka'bah yang Jauh Jadi Dekat
Setelah sekian lama berguru pada Sayyidina Ali, Borosngora diminta pulang ke negerinya Tanah Sunda.
Borosngora sendiri menyatakan sudah rindu kampung halamannya, namun dia tidak berani pulang sebelum bisa membawa air di dalam gayung yang bolong bagian dasarnya.
Akhirnya sambil tersenyum Sayyidina Ali menyuruh Borosngora mengambil air zamzam sambil merafalkan doa-doa yang diajarkannya.
Atas izin Allah, air zamzam tersebut tidak tumpah dan Borosngora bisa membawanya hingga sampai di Panjalu.
Air itulah hari ini yang menjadi cikal bakal danau Panjalu yang tidak pernah kering.
Di samping itu, Sayyidana Ali juga memberikan cenderamata berupa pedang dan jubah lengkap dengan amanat.
Yakni, agar Borosngora sigap menyiarkan agama Islam di Panjalu.***