ISYARAT DARI LANGIT, Gus Dur Harus Berjalan Tengah Malam Menuju Hutan Belantara dengan Baca Istighfar

- 25 Juni 2022, 14:10 WIB
ISYARAT DARI LANGIT, Gus Dur Harus Berjalan Tengah Malam Menuju Hutan Belantara dengan Baca Istighfar.
ISYARAT DARI LANGIT, Gus Dur Harus Berjalan Tengah Malam Menuju Hutan Belantara dengan Baca Istighfar. /kolase facebook/udin/

PORTAL MAJALENGKA - Gus Dur dalam mimpinya dapatkan isyarat dari langit, agar dirinya berjalan di tengah malam menuju ke sebuah hutan belantara.

Isyarat ini muncul didalam mimpi Gus Dur berulang ulang dalam tidurnya, yang terus dipertahankan agar ia pergi ke sana.

Dari mimpinya juga Gus Dur mengetahui kalau di dalam hutan tersebut terdapat satu makam seorang waliyullah yang terabaikan.

Baca Juga: Gus Dur Diperintah Temui Wali di Tengah Pulau Nusa, Murid Sayyidina Ali Dijaga Ribuan Kelelawar

Banyak makam orang-orang terpilih yang kurang dikenal atau bahkan tidak diketahui keberadaannya sehingga tidak ada yang memelihara atau menziarahinya.

Gus Dur boleh dikata seorang "pemburu dan penemu" makam-makam orang suci penyebar Islam yang diabaikan sehingga pada akhirnya diziarahi banyak orang.

Haji Sulaiman, asisten Gus Dur menuturkan kisah bagaimana Gus Dur dapatkan alamat makam seorang wali.

Baca Juga: Keagungan Akhlak KH Marzuki Mustamar saat Hadir di Ponpes Kiai Muhammad Umar Majalengka

Suatu ketika di awal tahun 90-an, Gus Dur bermimpi, dalam mimpinya Gus Dur diperintahkan agar beliau menziarahi sebuah makam yang ada di tengah Nusa.

Dan Gus Dur juga diminta untuk datang pada tengah malam dan selanjutnya membaca istighfar sebanyak 1000 kali.

Tentu saja, teka-teki makam di tengah Nusa ini membikin penasaran di mana letaknya dan Makam siapa gerangan di dalamnya.

Baca Juga: Habib Luthfi Beberkan Banyak Sekali Wali Qutub di Indonesia, Jadi Paku Bumi Menyebar di Jawa

Setelah mencari informasi sana sini, ternyata yang dimaksud dengan makam di tengah nusa adalah makam Syekh Panjalu yang lokasinya berada di Pulau Nusa Gede.

Di tengah Situ Lengkong yang merupakan wilayah di sebuah bukit berhawa sejuk di Ciamis, Jawa Barat, yang dikelilingi oleh beberapa gunung.

Ketika itu, makam tersebut baru dikenal di lingkungan masyarakat lokal.

Karena suatu hal, Gus Dur belum bisa langsung berziarah ke sana, maka Haji Sulaiman diperintahkan untuk berziarah dahulu sesuai dengan apa yang dimimpikan.

"Waktu itu di sana masih sepi sekali, apalagi tengah malam, banyak sekali kelelawarnya. Juru kuncinya saja tidak berani." tutur Haji Sulaiman.

Tetapi karena perintahnya seperti itu, Haji Sulaiman memberanikan diri pergi di tengah malam buta.

Padahal juru kuncinya saja tidak berani masuk ke tengah Pulau seluas 16 hektar yang dipenuhi pepohonan besar dan ribuan kelelawar.

Dzikir pun dibacakannya di tengah malam di tengah Suasana dingin menusuk tulang dan ribuan kelelawar yang tak henti-hentinya berkelebat di atas kepalanya.

Rasa takut dan khawatir terus membayanginya sampai doa terakhir dibacakan.

"Setelah selesai, saya langsung saja pergi dengan perasaan merinding," katanya menggambarkan ketakutan yang dialaminya.

Setelah itu, Gus Dur pun meluangkan waktu nya untuk berziarah ke sana dan memperkenalkan kepada masyarakat bahwa yang dimakamkan di pulau kecil tersebut adalah penyebar Islam di Ciamis yang juga seorang wali.

Pelan-pelan, makam tersebut semakin ramai dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah, termasuk rombongan tour Walisongo sampai saat ini.

Ketika menjadi presiden, Gus Dur membantu memperbaiki sarana dan prasarana di Panjalu sehingga semakin nyaman dikunjungi penziarah.

Beliau membangun pasar tradisional Panjalu, membangun Dermaga dari Panjalu Menuju Pulau Nusa Gede, renovasi makam Syekh Panjalu.

Jika ingin berziarah, lokasinya mudah dicapai baik dari Cirebon-Ciamis melalui Kuningan maupun dari Bandung, Tasikmalaya melalui Malangbong.

Dari kota Ciamis yang menjadi ibukota kabupaten, jaraknya hanya sekitar 15 km.
Semoga bermanfaat.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Penerus Para Nabi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah