Giliran Abah Anom yang unjuk kebolehan. Ia kemudian memberikan isyarat jari telunjuk, tiba-tiba ikan dalam gelas itu berpindah ke hadapannya.
Ikan itu seolah terkait dengan pancingan telunjuknya. Tidak sampai di situ, Abah Anom kembali memperlihatkan kesaktiannya yang lain.
Ia memberikan isyarat tangan yang seolah-olah memegang ketapel. Ia lalu mengarahkan tangannya ke langit untuk membidik sesuatu.
Dengan sekali bidik, seekor burung tiba-tiba jatuh di hadapannya.
Melihat kesaktian Abah Anom tersebut, si kapten hanya bisa takjub.
Ia seolah tidak percaya dengan peristiwa yang baru saja terjadi. Si kapten sombong itu kemudian bersujud di hadapan Abah Anom, seraya meletakkan lututnya pada lutut Abah Anom.
Ia mengaku kalah dan segera meminta maaf akan kesombongannya. Selain itu, ia juga minta ditalqinkan untuk menganut dan mengamalkan tarekat yang dipimpin oleh Abah Anom.
Sejak itulah, ia menjadi pengikut ajaran Abah Anom. Wallahu alam bishowab.***