Wali Sakti dari Tanah Sunda Bungkam Mulut Kapten Sombong, Jejak Penerus Sunan Gunung Jati

- 23 Juni 2022, 06:32 WIB
Wali Sakti dari Tanah Sunda Bungkam Mulut Kapten Sombong, Jejak Penerus Sunan Gunung Jati
Wali Sakti dari Tanah Sunda Bungkam Mulut Kapten Sombong, Jejak Penerus Sunan Gunung Jati /Tangkapan layar Instagram/ @menembuslangit_suryalaya/

PORTAL MAJALENGKA - Seorang wali sakti dari tanah Sunda bungkam kesombongan seorang Kapten yang sedang uji kesaktian.

Wali sakti dari Tanah Sunda itu adalah Abah Anom, yang merupakan penerus jejak dakwah Islam Sunan Gunung Jati di Jawa Barat.

Nama lengkap Abah Anom adalah KH Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin, pengasuk Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya.

Baca Juga: Raja Macan Putih Gaib dan Sekawanannya yang Menyerang Prabu Siliwangi Berbalik Jadi Pengawal Setia

Semasa hidupnya, Abah Anom adalah seorang kiai yang dikenal memiliki karomah berupa kesaktian.

Seperti dikisahkan, di Buku latar belakang dan perkembangan Pesantren Suryalaya dikutip dari NU Online.

Dikisahkan, seorang kapten sakti yang sombong ingin menjajal ilmu kesaktian Abah Anom.

Baca Juga: Sejak Peristiwa Ini, Tuan Guru Turmudzi Badruddin Makin Percaya Kewalian Gus Dur

Dengan beberapa anak buahnya datang berkunjung ke Pesantren Suryalaya. Kapten itu membawa sebuah batu kali sebesar kepalan tangan di kantongnya.

Batu itu lantas dikeluarkan dan diletakkan di tangannya. Dengan sekali pukul, sang kapten berhasil membelah batu tersebut menjadi dua.

Setelah unjuk kebolehan, kapten itu dengan sombong menyerahkan batu kalinya pada Abah Anom agar mempertontonkan kemampuannya.

Baca Juga: Mbah Maimun Zubair Usir Santri Barunya Jika Tidak Mau Mengaku, Kisah Penerus Walisongo di Tanah Jawa

Abah Anom hanya tersenyum seraya menerima batu kali dari tangan si kapten.Batu kali itu segera diremasnya.

Secara ajaib, batu kali berubah bentuk menjadi tepung yang halus.

Si kapten terbelalak, seolah tidak percaya dengan kesaktian yang dipertontonkan oleh Abah Anom.

Beberapa saat kemudian, Abah Anom meminta segelas air yang di dalamnya terdapat seekor ikan kepada salah seorang santrinya.

Gelas air berisi ikan itu kemudian diberikan kepada si kapten. Dengan sikap yang masih sombong, si kapten segera bergaya seperti orang yang memancing.

Dengan gayanya itu, ia berhasil membuat ikan di dalam gelas seakan benar-benar terpancing.

Si kapten pun kembali menyombongkan kemampuannya di hadapan Abah Anom.

Giliran Abah Anom yang unjuk kebolehan. Ia kemudian memberikan isyarat jari telunjuk, tiba-tiba ikan dalam gelas itu berpindah ke hadapannya.

Ikan itu seolah terkait dengan pancingan telunjuknya. Tidak sampai di situ, Abah Anom kembali memperlihatkan kesaktiannya yang lain.

Ia memberikan isyarat tangan yang seolah-olah memegang ketapel. Ia lalu mengarahkan tangannya ke langit untuk membidik sesuatu.

Dengan sekali bidik, seekor burung tiba-tiba jatuh di hadapannya.

Melihat kesaktian Abah Anom tersebut, si kapten hanya bisa takjub.

Ia seolah tidak percaya dengan peristiwa yang baru saja terjadi. Si kapten sombong itu kemudian bersujud di hadapan Abah Anom, seraya meletakkan lututnya pada lutut Abah Anom.

Ia mengaku kalah dan segera meminta maaf akan kesombongannya. Selain itu, ia juga minta ditalqinkan untuk menganut dan mengamalkan tarekat yang dipimpin oleh Abah Anom.

Sejak itulah, ia menjadi pengikut ajaran Abah Anom. Wallahu alam bishowab.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x