DR Arrazi Hasyim MA menjelaskan bagaimana para wali atau awliya mewarisi ilmu-ilmu dari para sahabat yang berbeda. Ada yang mewarisi ilmu syariat seperti Sunan Kalijaga yang mewarisi ilmu dari Imam Abu Yazid Al Baghdadi.
Begitupun Syekh Siti Jenar yang mewarisi ilmu hakikat, yang merupakan warisan dari ulama terdahulu seperti Imam Al Arobi, sama-sama mewarisi ilmu berbeda antara syariat dan juga hakikat.
Baca Juga: Jangan Remehkan Salat Sunnah Rawatib, Jika Ingin Salat 5 Waktu Sempurna
Ilmu syariat didapatkan Sunan Kalijaga dan ilmu hakikat dimiliki Alhalaz atau Syekh Siti Jenar. Namun satu persamaan mereka yaitu sama-sama mewarisi ilmu para awliya terdahulu.
Ilmu tauhid yang dipelajari Syekh Siti Jenar menimbulkan rasa cinta yang teramat sangat dalam hati kepada penciptanya.
Hati Syekh Siti Jenar benar-benar dimabuk cinta antara makhluk kepada sang kholik. Hingga menimbulkan kalimat-kalimat kecintaan kepada sang pencipta.
Kecintaan Syekh Siti Jenar yang teramat sangat ini hingga menafikan semua yang ada di alam ini, dalam hatinya hanya ada Allah SWT, karena alam awalnya tidak ada dan diadakan oleh yang ada.
Hingga Syekh Siti Jenar menganggap alam ini tidak ada dan yang ada hanyalah yang sebelumnya ada itu sudah ada, dan ilmu inilah yang diwarisi Syekh Siti Jenar dari ulama hakikat yang lazim disebut Imam Wujudiah.
Baca Juga: 5 Amalan Penting di Bulan Rabiul Akhir, Salah Satunya Bisa Menyehatkan Tubuh
“Jika seseorang memahaminya dengan jalur kerohanian seperti al-hallaj dan Syekh Siti Jenar maka tidak ada kata aku, tidak ada alam, yang ada hanya Allah,” ucap Arrazi.