MENCENGANGKAN, Gambaran Penduduk Pribumi Jawa Abad ke-15 Menurut Catatan Ma Huan Seorang Muslim China

2 Agustus 2022, 11:30 WIB
Ilustrasi. MENCENGANGKAN, Gambaran Penduduk Pribumi Jawa Abad ke-15 Menurut Catatan Ma Huan Seorang Muslim Cina /facebook/udin/

PORTAL MAJALENGKA - Keruntuhan Majapahit membawa dampak bukan saja pada keutuhan kerajaan, juga pada tatanan kehidupan sosial-religi kehidupan masyarakat bawah.

Pada perempat awal abad ke-15 menunjukkan sebuah perubahan yang mendasar sebagai akibat kemunduran Majapahit dan berkembangnya pengaruh Islam.

Ini terbukti pada catatan seorang muslim Cina yang mengikuti perjalanan ketujuh Cheng Ho ke Jawa tahun 1431-1433 Masehi.

Baca Juga: Senja Kala di Majapahit, Perebutan Tahta dan Terbunuhnya Kertabhumi di Keratonnya

Dituturkan bahwa di Jawa ketika itu terdapat setidaknya tiga golongan penduduk.

Golongan pertama adalah penduduk Islam dari barat yang telah menjadi penduduk setempat. Pakaian dan makanan mereka bersih dan pantas.

Golongan kedua adalah orang-orang Cina yang lari dari negerinya dan menetap di Jawa. Pakaian dan makanan mereka baik, dan banyak di antara mereka yang masuk Islam serta taat melaksanakan ibadah agamanya itu.

Baca Juga: Terpecahnya Wilayah-Wilayah Menjadi Kadipaten, Akhir dari Kerajaan Majapahit

Sedang golongan ketiga adalah penduduk asli yang sangat jorok dan hampir tidak berpakaian.

Rambut mereka tidak disisir, kaki telanjang, dan mereka sangat memuja roh.

Catatan perjalanan Cheng Ho ke Nusantara menunjukkan betapa gambaran masyarakat pribumi sampai tahun 1433 Masehi tak banyak berbeda dengan gambar-gambar pada relief-relief candi yang dibangun dewasa itu.

Penduduk pribumi laki-laki maupun perempuan belum mengenal pakaian penutup dada. Catatan Ma Huan dalam kunjungan Cheng Ho ketujuh itu juga
menunjuk, betapa sampai saat itu penduduk pribumi Majapahit masih belum memeluk Islam.

Baca Juga: KH Asnawi Kudus Membuat Penjara Jadi Majelis Taklim dan Penjual Arang yang Tiba-Tiba Hilang

Penduduk pribumi, masih menjadi pemuja ruh. Dan keadaan penduduk yang hampir tak berpakaian, jorok, kaki telanjang, dan rambut tidak disisir itu adalah gambaran penduduk dari kalangan kawula yang jumlahnya lebih banyak dibanding penduduk
kalangan keraton.***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku Atlas Walisongo

Tags

Terkini

Terpopuler