KERAMAT KYAI Mbah Dullah Salam, Seorang Tamu Rasakan Bagai Disambar Petir di Siang Hari

22 Juli 2022, 19:24 WIB
Keramat Mbah Dullah Salam Kajen, Pati pernah membuat seorang tamu bagai disambar petir di siang hari terkait pemberian sedekah, /facebook/jamal.pati/

 

PORTAL MAJALENGKA - Satu obrolan yang sangat mengherankan antara seorang kiai dengan sahabatnya.

“Ada yang bilang, saya ini masih keturunan Kanjeng Nabi Muhammad SAW,” ujar seorang kyai berkata pada sahabatnya.

“Untungnya riwayat silsilah yang ditunjukkan kepada saya itu dlo’if!” ucapnya lagi. “Kok malah untung?” ucap sang sahabat.

“Waaah... Kalau saya disahkan menjadi keturunan Kanjeng Nabi... Payah saya!” ucap sang kyai. “Lho? Gimana sih?” sahut sahabatnya keheranan.

Baca Juga: SIAPA MBAH DULLAH SALAM? yang Membuat Gus Dur Menunduk Bahkan Bersimpuh Dihadapannya

“Nggak payah gimana? Saya kan jadi nggak boleh terima sedekah apalagi zakat. Apa nggak ngamplop templek nantinya?” ucap sang kiai sambil tersenyum setengah tertawa.

Memang tidak boleh menerimakan zakat dan sedekah kepada Bani Hasyim dan Bani Abdil Muthalib. Mereka juga diharamkan menerimanya, demi keagungan dan kehormatan keluarga Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Begitu terjadi pada kisah Mbah Dullah Salam, Kyai Abdullah Bin Abdussalam rahimahullah, Kajen Pati, yang diyakini berasal dari Bani Hasyim.

Silsilah beliau menyambung sampai kepada Syekh Sayyid Abdurrahman Basyaiban, Mbah Sambu, Lasem. Bertemu dengan silsilah Mbah Baidlowi Lasem, Mbah Hamid Pasuruan, Kyai Achmad Shiddiq Jember, dan Gus Dur.

Baca Juga: Pesantren Babakan Ciwaringin Hendak Digusur Tol Cipali, Para Kyai Siapkan Pasukan Kuda Putih Gaib

Memang, catatan-catatan silsilah itu sebagian masih diperdebatkan. Tapi Mbah Dullah adalah seorang yang amat hati-hati dan lebih dari sekedar seorang kyai.

Suatu saat ada seseorang datang bertamu kepada Mbah Dullah Salam, dan menyerahkan amplop tebal berisi segepok uang.

“Nuwun sewu, Mbah, ini sedekah saya...” ucap sang tamu. “Untuk saya?” tanya Mbah Dullah. “Iya” jawab sang tamu pada Mbah Dullah Salam.

Mbah Dullah manggut-manggut. “Di kampungmu sudah nggak ada orang faqir?” tanya Mbah Dullah. Si tamu kaget serta-merta kecut hati, tapi berusaha menjawab hati-hati.

Baca Juga: KERAMAT WALI MAJDUB, Habib Ja’far Al Kaff Menari Sambut Datangnya Rasulullah di Acara Maulid Nabi

“Yang di kampung saya Insya Allah cukup semua Mbah. Ini saya sediakan khusus untuk Mbah,” ucap sang tamu.

Sinar Mata Mbah Dullah tidak berkurang tajamnya. “Jadi, aku ini kamu anggap fakir,” tanya Mbah Dullah yang membuat sang tamu nyaris pingsan mendengar pertanyaan Mbah Dullah Salam yang bagaikan petir menyambar di siang hari.

Begitu takut hingga lidahnya kelu. Tidak mampu berucap walau hanya kata “ampun”. Senyum mengambang di wajah Mbah Dullah Salam, membebaskan si tamu dari himpitan gunung.

“Pokoknya ini buat aku ya?” suara Mbah Dullah jauh lebih ramah. “Iya..., Mbah...” ucap sang tamu. “Tashorrufnya terserah aku ya?” tanya Mbah Dullah dan tamu cuma mampu mengangguk lemah.

Baca Juga: Keramat Para Wali: Kebaikan Abuya Dimyati Cilongok Mampu Luluhkan Hati Tiga Perampok

Mbah Dullah menengok ke halaman rumah. Santri-santri cilik berkeliaran dan bercengkerama. Mbah Dullah memanggil salah satunya.

“Nak! Hei! Kamu! Ya! Sini kamu!” kepada santri itu Mbah Dullah mengulurkan amplop pemberian tamu. “Nih! Bagi-bagi dengan teman-temanmu ya!” ucap Mbah Dullah.

Santri melongo tidak percaya. Tapi Mbah Dullah menggerakkan tangan memberi isyarat supaya dia lekas beranjak.

Santri beringsut keluar rumah, dan begitu lepas dari pintu langsung teriak-teriak memanggil teman-temannya. Riuh dengan tawa anak akan pecah.

Baca Juga: Kematian Brigadir J, Polisi Pastikan Tangani dengan Transparan dan Maksimal

Mbah Dullah Salam tersenyum-senyum memandangi santri-santri berkejaran di halaman, berebut bagian.

“Lihat! duit sampeyan sudah bikin gembira anak-anak sebanyak itu!” ucap Mbah Dullah pada tamunya. Sholu 'ala Nabi Muhammad. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: YouTube Penerus Para Nabi

Tags

Terkini

Terpopuler